Rentetan serangan udara Rusia berulang kali mengganggu pasokan listrik dan air di seluruh wilayah Ukraina.
Akan tetapi, Rusia menyalahkan Ukraina atas penderitaan warga sipil setelah melakukan penolakan untuk merundingkan diakhirinya perang.
Baca juga: Ada Bukti Rudal Hantam Polandia Milik Ukraina, Namun Diduga Nyasar untuk Pertahanan Diri
Pada hari Kamis, penduduk Kota Kherson yang baru saja direbut kembali oleh Ukraina, bergegas menimbun makanan, selimut, dan pakaian musim dingin.
Dikutip dari Al Jazeera, beberapa kota di Ukraina diserang saat salju pertama di negara tersebut muncul.
"Saat ini, lebih dari 10 juta orang Ukraina tanpa listrik," kata Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
Perusahaan energi Ukraina, Ukrenergo mengatakan, "suhu dingin" telah membawa peningkatan permintaan di daerah-daerah di mana listrik baru-baru ini dihidupkan kembali.
Penasihat energi pemerintah, Oleksandr Kharchenko mengatakan kepada media bahwa 50 persen warga Ukraina mengalami gangguan kelistrikan.
Baca juga: Ukraina Sibuk Salahkan Rusia, AS Tegur dan Minta Hati-hati Soal Insiden Rudal
"Situs sipil adalah target utama."
"Rusia mengobarkan perang terhadap listrik dan panas untuk rakyat dengan meledakkan pembangkit listrik dan fasilitas energi lainnya," ujar Zelensky.
Di wilayah Odesa selatan, serangan Rusia menghantam infrastruktur dan gubernur memperingatkan penduduk tentang ancaman serangan rudal "besar-besaran".
Warga di wilayah Odesa diminta untuk segera mencari perlindungan sebelum rudal Rusia mulai menghantam kota tersebut.
Sementara itu, Gubernur Kharkiv, Oleg Synegubov mengumumkan Rusia telah menghantam "infrastruktur penting" di wilayahnya.
(Tribunnews.com/Whiesa)