News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah di Balik ISIS

Aksi Jihadi John, Khatibat al-Muhajireen, dan Peran Intelijen Inggris

Penulis: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto Mohammad Emwazi alias Jihadi John. Pria ini dilahirkan di Kuwait, tumbuh besar di London Barat, Inggris. Emwazi bergabung kelompok Al Muhajirin London, pergi ke Suriah, dan berbaiat ke ISIS. Ia menculik dan membunuh jurnalis Amerika James Foley serta beberapa sandera asing lainnya di Aleppo dan Raqqa, Suriah pada 2014.

Jurnalis Nafeez Ahmed melaporkan menurut mantan perwira intelijen kontraterorisme Inggris Charles Shoebridge, pihak berwenang Inggris menutup mata terhadap perjalanan para jihadis itu ke Suriah.

Saat itu sudah ada banyak video dan bukti lain kejahatan kelompok ISIS di Irak dan Suriah. Kondisi ini bersesuaian dengan agenda AS dan kebijakan luar negeri Inggris yang anti-Assad (Suriah).

Ahmed mencatat “corong teror inilah yang memungkinkan orang-orang seperti Emwazi melakukan perjalanan ke Suriah dan bergabung dengan ISIS, meskipun ia diawasi MI5.

Dia telah diblokir oleh dinas keamanan untuk bepergian ke Kuwait pada tahun 2010, mengapa ketika ke Suriah tidak dicegah? Ini pertanyaannya.

Setibanya di Suriah pada Agustus 2012, Emwazi bergabung kelompok bersenjata yang dikenal sebagai Katibat al-Muhajirin.

Wartawan James Harkin melaporkan, menurut Jejoen Bontinck, seorang jihadis Belgia yang berselisih dengan kelompoknya, sebagian besar jihadis Inggris yang ke Suriah bergabung Khatibat al-Muhajireen.

Jejoen Bontinck ini pernah dipenjarakan selama beberapa waktu di lokasi yang sama dengan James Foley.

Sekali lagi, Khatibat al-Muhajirin menikmati dukungan badan intelijen Inggris.

Hal ini dibuktikan sidang teror terhadap warga Swedia Bherlin Gildo, yang menurut Daily Mail berjuang untuk Khatibat al-Muhajirin juga.

Aksi Al Nusra, Sekutu Al Qaeda (AP)

The Guardian melaporkan Gildo ditahan saat transit melalui Bandara Heathrow karena dituduh oleh otoritas Inggris menghadiri kamp pelatihan teroris.

Ia menerima pelatihan senjata antara 31 Agustus 2012, dan 1 Maret 2013 – serta memiliki informasi yang mungkin berguna untuk seorang teroris.

Namun, persidangan teror itu runtuh setelah muncul ketakutan akan rasa malu yang mendalam kepada dinas keamanan Inggris.

Ini karena, seperti yang dijelaskan pengacara Gildo, “Badan intelijen Inggris mendukung kelompok oposisi Suriah yang sama seperti dia (Gildo).”

Dukungan intelijen Inggris untuk Khatibat al-Muhajireen lebih lanjut dikonfirmasi ketika mantan tahanan Guantanamo Begg dari CAGE juga diadili atas tuduhan teror.

Begg juga telah melakukan perjalanan ke Suriah beberapa kali pada 2012 dan memberikan pelatihan fisik kepada pejuang asing dari Khatibat al-Muhajirin di Aleppo, seperti dilansir Foreign Policy.

Begg melakukan perjalanan terakhirnya ke Suriah pada Desember 2012. Akibatnya, Begg kemudian ditahan otoritas Inggris dan dituduh menghadiri kamp pelatihan teroris.

The Guardian melaporkan, bagaimanapun, Begg dibebaskan setelah MI5 terlambat memberi polisi dan jaksa serangkaian dokumen yang merinci kontak ekstensif agensi dengannya sebelum dan sesudah perjalanannya ke Suriah.

Mereka menunjukkan MI5 memberi tahu Begg dia dapat melanjutkan misinya, bekerja untuk apa yang disebut oposisi di Suriah tanpa hambatan.

Singkatnya, Emwazi melakukan perjalanan ke Suriah melalui saluran yang didirikan intelijen Inggris, dan kemudian bergabung kelompok Katibat al-Muhajirin, yang didukung intelijen Inggris.

Tapi polisi Inggris memandang kelompok itu sebagai organisasi teroris.(Tribunnews.com/TheCradle/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini