Perlu diketahui, mesin industri sering kali terlalu besar dalam melakukan proses produksi sehari-hari, sehingga menyebabkan pemborosan energi.
Selain itu, memindahkan data dari on-site server ke cloud dapat membantu menghemat sekitar 90 persen energi yang digunakan sistem Information Technology (IT).
Hal ini diperkuat dengan mempercepat transisi armada di sektor industri dari yang berbahan bakar fosil ke armada berbahan bakar listrik, mengganti boiler gas ke pompa panas, atau menggunakan penukar panas yang terpelihara dengan baik untuk mengoptimalkan efisiensi.
Aksi lainnya mencakup pemasangan sensor dan pemantauan energi digital secara real-time untuk mengungkapkan apa yang disebut 'ghost assets' pada saat penggunaan daya dalam kondisi stand-by.
Tidak seperti digital twin yang dapat mensimulasikan efisiensi tanpa mengganggu proses produksi.
Selain itu, penggunaan solusi smart building untuk mengontrol sistem tenaga, penerangan, tirai dan pemanas, ventilasi serta pendingin udara (HVAC) juga akan menghemat energi di fasilitas industri.
Rekomendasi lebih lanjut menyebutkan bahwa pemasangan variable speed drive bertujuan untuk meningkatkan efisiensi energi pada sistem penggerak motor hingga mencapai 30 persen.
Ini tentunya dapat menekan beban biaya dan mengurangi emisi.
Jika lebih dari 300 juta sistem kelistrikan industri berbasis motor yang saat ini beroperasi dapat diganti dengan penggerak motor yang lebih optimal dan memiliki efesiensi tinggi, maka hal ini akan mengurangi konsumsi listrik global hingga 10 persen.
President Motion Business Area ABB, Tarak Mehta mengatakan bahwa saat ini telah tersedia solusi efisiensi energi yang dapat membantu industri memitigasi perubahan iklim dan menurunkan biaya energi, tanpa mengorbankan kinerja dan produktivitas.
"Melalui kemajuan teknologi terdepan dalam efisiensi energi, industri dapat melakukan peningkatan efisiensi secara signifikan melalui teknologi yang tersedia," tegas Mehta.
Dengan demikian, kata dia, tidak perlu mematikan lampu dan menghentikan produksi untuk menghemat biaya.
"Laporan terbaru ini memuat langkah-langkah praktis yang dapat diambil oleh eksekutif perusahaan untuk mengurangi penggunaan energi dan biaya, dengan tetap mempertahankan operasi saat ini," jelas Mehta.
Di sisi lain, Vice President, Head of Local Business Area, Motion ABB Indonesia, Chen Kang Tan menegaskan bahwa dampak peningkatan efisiensi energi bervariasi dari satu sektor industri ke lainnya dan memberikan peluang efisiensi biaya serta emisi yang sangat besar.
Bahkan mitigasi pengendalian dampak perubahan iklim oleh sektor industri kini sangat dibutuhkan di berbagai tingkatan, mengingat berbagai manfaat yang dapat dihasilkan dalam waktu singkat dengan tingkat risiko yang minim.
"Seringkali kita berpikir telah melakukan upaya efisiensi secara optimal. Namun perkembangan pesat teknologi dalam kurun waktu satu dekade terakhir, membuka peluang efisiensi energi yang lebih besar. Teknologi yang dibutuhkan industri untuk mengoptimisasi efisiensi energi telah hadir, dan saat ini adalah waktu yang paling tepat untuk mengimplementasikannya," kata Chen Kang.
Pemimpin perusahaan dan para pakar yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang cara mengurangi biaya energi dan emisi karbon pun diundang untuk bergabung dalam acara panel diskusi khusus.
Panel diskusi ini dimaksudkan untuk mendalami peluang yang disajikan laporan yang dimaksud, serta langkah pemanfaatannya.
Acara ini pun akan berlangsung pada 13 Desember mendatang.