Dia diduga membantu calon penguasa untuk menjalin kontak dengan Rusia, meskipun tampaknya tidak banyak berhasil.
Seperti yang dicatat kantor kejaksaan federal Jerman, sejauh ini, tidak ada petunjuk (yang menunjukkan) mitra kontak mereka bereaksi positif terhadap permintaan mereka.
Sementara itu, kedutaan Rusia di Berlin mengatakan kepada media, otoritas Jerman belum memberi tahu mereka ada warga negara Rusia telah ditahan.
Para diplomat menambahkan mereka akan mengonfirmasi ke kantor kejaksaan Jerman, dan siap memberikan semua bantuan yang diperlukan kepada wanita tersebut.
Mengomentari penggerebekan itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Moskow telah mengetahui situasi tersebut dari media, menggambarkannya sebagai "masalah internal" Jerman.
Dua bulan lalu, Jerman juga menangkap seorang wanita berusia 75 tahun.
Ia dituduh memimpin kelompok teror yang berusaha mengobarkan perang saudara dan membongkar negara Jerman modern
Menurut polisi di barat daya Rhineland-Palatinate, Elisabeth R, yang nama lengkapnya dirahasiakan, diduga sebagai biang keladi sel teror.
Kelompok tersebut diduga berencana untuk menyebabkan “kondisi seperti perang saudara” di Jerman dengan menyabotase infrastruktur energinya.
Pemadaman listrik yang meluas dimaksudkan untuk membantu pemberontak menggulingkan pemerintahan demokratis negara itu.
Kelompok tersebut juga diduga berusaha menculik Menteri Kesehatan Jerman, Karl Lauterbach, "kemungkinan membunuh pengawalnya" dalam proses tersebut.
Politisi itu tidak populer dengan sayap kanan Jerman karena penegakan ketat pembatasan Covid-19 selama pandemi.
Tersangka ditangkap pada hari Kamis di rumahnya di Saxony di timur negara itu.
Pada Jumat, Elisabeth, yang dijuluki 'nenek teror' oleh majalah Bild, dibawa ke pengadilan federal di Karlsruhe, Jerman barat daya.