News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Warga China Berburu Obat Demam Usai Pelonggaran Kebijakan Nol-Covid

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Kota Beijing turun ke jalan membawa kertas putih dan menyanyikan lagu kebangsaan China sebagai protes kepada Pemerintah China atas pemberlakuan lockdown ketat untuk mengejar nol Covid di negaranya, Senin (28/11/2022).

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
 

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Penduduk China bergegas mengambil kit antigen Covid-19 serta obat-obatan untuk demam dan pilek, menyusul pelonggaran kebijakan nol-Covid di negara itu baru-baru ini.

Ada kekhawatiran yang meluas di kalangan masyarakat China bahwa mereka sekarang dapat tertular virus Covid-19 setelah pemerintah melonggarkan kebijakan nol-Covid.

Platform obat online, apotek, dan pembuat obat dalam beberapa hari terakhir melaporkan lonjakan penjualan. Penyedia layanan kesehatan JD Health mengatakan penjualan alat tes antigen melonjak 344 persen dalam seminggu antara 28 November hingga 4 Desember dari minggu sebelumnya.

"Orang-orang di sekitar saya semua membeli perangkat antigen dan saya juga membeli 50," kata warga Beijing berusia 40 tahun, Huang Yuqi, yang dikutip dari Reuters.

"Sekarang negara memasuki fase baru dalam hal kebijakan pandemi dan saya tidak yakin apa yang akan terjadi selanjutnya. Kami hanya bisa mencoba melindungi diri sendiri, jadi saya juga membeli masker wajah N95, Tylenol dan Ibuprofen," tambah Huang yang bekerja di perusahaan hiburan.

Seorang asisten toko di toko obat Tongzhitang Dongdan di pusat kota Beijing menceritakan penjualan obat demam pada Senin (5/12/2022) mengalami lonjakan.

“Saya belum pernah melihat begitu banyak pelanggan datang membeli obat demam dalam satu hari. Kami mencoba mengisi ulang rak kami, tetapi mungkin perlu waktu seminggu," ungkapnya.

Baca juga: China Perketat Regulasi di Dunia Maya Menyusul Kemarahan Publik Terkait Kebijakan Nol-Covid

Senin kemarin, regulator pasar di Beijing mengeluarkan peringatan terhadap penimbunan dan kenaikan harga untuk produk pencegahan epidemi, termasuk obat anti-virus, masker, serta produk disinfeksi dan sterilisasi.

Lonjakan permintaan telah mendorong harga saham di perusahaan produsen obat, dengan produsen obat batuk sirup Guizhou Bailing dan Xinhua Pharmaceutical, yang membuat 40 persen dari semua Ibuprofen yang dijual di China, melonjak antara 8 sampai 10 persen pada Selasa (6/12/2022).

Baca juga: Kota Guangzhou China Longgarkan Pembatasan Virus Corona setelah Protes Kebijakan Nol-Covid

Kepatuhan China terhadap kebijakan nol-Covid yang ketat selama tiga tahun terakhir telah membuat sebagian besar masyarakatnya terlindungi dari gelombang infeksi yang melanda seluruh dunia.

Dengan standar global, China menderita jauh lebih sedikit kasus dan kematian, namun ekonomi negara tersebut harus menjadi korban dari tindakan pembatasan pergerakan yang ketat.

Pihak berwenang akhirnya mulai melonggarkan beberapa pembatasan yang ketat setelah rasa frustrasi publik memuncak akhir bulan lalu, dan memicu gelombang protes yang menandai unjuk rasa dengan munculnya perbedaan pendapat terkuat sejak Presiden China Xi Jinping berkuasa satu dekade lalu.

Baca juga: Amerika Kritik Strategi Nol Covid-19 China, Sebut Beijing Perlu Tingkatkan Vaksinasi Kalangan Lansia

Sementara banyak orang merasa lega karena beberapa aturan telah dilonggarkan, termasuk lebih sedikit pengujian atau tes Covid-19 dan mengizinkan penderita positif untuk dikarantina di rumah di beberapa kota, ada banyak orang lain di China saat ini merasa lebih rentan tertular virus.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini