Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, PARIS – Sedikitnya tiga orang tewas dan tiga lainnya terluka ketika seorang pria bersenjata melepaskan tembakan ke pusat budaya Kurdi di Paris, Prancis.
Seorang pengacara dari pusat kebudayaan Kurdi mengatakan bahwa ketiga korban yang tewas merupakan orang Kurdi. Sedangkan tiga orang lainnya menderita luka-luka, termasuk satu orang di antaranya menderita luka serius.
Dilansir dari Aljazeera, pihak berwenang setempat mengatakan seorang mantan masinis berusia 69 tahun ditangkap sebagai tersangka. Jaksa Paris mengatakan bahwa pria itu baru saja dibebaskan dari tahanan sambil menunggu persidangan atas serangan di sebuah kamp migran di Paris setahun yang lalu, dan penyelidik sedang mempertimbangkan kemungkinan motif rasis untuk penembakan itu.
Baca juga: Putin Sebut Media Asing Bungkam tentang Penembakan Ukraina terhadap Warga Sipil Donetsk
Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dalam sebuah tweet bahwa Kurdi Prancis menjadi sasaran serangan itu.
“Kurdi Prancis telah menjadi sasaran serangan keji di jantung kota Paris. Pikiran kami bersama para korban, orang-orang yang berjuang untuk hidup, keluarga dan orang yang mereka cintai,” tweet Macron.
Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin lebih berhati-hati dalam membuat pernyataan terkait serangan tersebut saat dirinya mengunjungi lokasi penembakan.
“Ada sedikit keraguan bahwa tersangka menargetkan orang asing. Kami perlu tahu dari penyelidikan yudisial apakah itu khusus Kurdi, untuk saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan itu,” katanya kepada wartawan.
“Tersangka adalah anggota klub olahraga menembak dan memiliki beberapa senjata terdaftar”, kata Darmanin.
Sebagai informasi, pusat komunitas Kurdi, yang disebut Centre Ahmet Kaya, digunakan oleh sebuah badan amal yang bekerja untuk mengintegrasikan populasi Kurdi di wilayah Paris, Prancis.
Baca juga: Fakta Kondisi Jenazah Brigadir J Sesaat Setelah Penembakan di Rumah Ferdy Sambo, Maskernya Bolong
Anggota komunitas Kurdi di Paris mengatakan bahwa mereka baru-baru ini diperingatkan oleh polisi tentang ancaman terhadap target Kurdi, dan menuntut keadilan setelah penembakan itu. Selain itu, para pemimpin Kurdi pun juga menyerukan perlindungan yang lebih baik bagi komunitas mereka.
Secara terpisah, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengutuk serangan itu melalui akun Twitter miliknya. "Tindakan mengerikan telah mengguncang Paris. Pikiran saya bersama para korban dan keluarga mereka,” cuit Scholz.