Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Direktur komisi kesehatan Provinsi Henan menyatakan 90 persen atau sekitar 88,5 juta dari 99,4 juta warga yang tinggal di wilayahnya telah terinfeksi Covid-19, Senin (9/1/2023).
Kan Quancheng, direktur komisi kesehatan Provinsi Henan menjelaskan lonjakan Covid yang menjangkit jutaan warganya mulai terjadi setelah otoritas pusat melonggarkan kebijakan nol-Covid seperti mencabut penguncian, karantina, dan pengujian massa pada akhir tahun lalu.
Kondisi tersebut kian diperparah dengan adanya pembukaan kawasan perbatasan dengan Hong Kong.
Tercatat selama gelombang pertama kawasan perbatasan di buka jumlah pelancong domestik maupun non domestik yang melakukan perjalanan pra-liburan melonjak sebanyak 34,7 juta orang.
Baca juga: Warga China Berbondong-bondong Perbarui Paspor Usai Pembatasan Covid-19 Dicabut
Jumlah ini naik lebih dari sepertiga bila dibandingkan dengan total pelancong di tahun lalu.
Meningkatnya lonjakan wisatawan yang kemudian membuat laju infeksi di provinsi terpadat ketiga di China menggila. Hingga jumlah pasien Covid yang berada di klinik kesehatan di Henan membludak.
The Guardian mencatat selama pekan kemarin setidaknya sudah ada 120 ribu orang telah terinfeksi sementara 30 dinyatakan meninggal sejak China melonggarkan pembatasan Covid-19.
Kendati kasus infeksi di beberapa wilayah meningkat tajam, namun pemerintah China menegaskan bahwa pihaknya tak akan lagi memberlakukan syarat karantina wajib bagi orang-orang yang datang dari luar negeri sejak Minggu (8/1/2023).
Langkah ini terpaksa diambil agar pendapatan pariwisata China pada tahun 2023 dapat pulih 75 persen dari level pra-Covid.
Sementara itu mencegah adanya penambahan kasus infeksi, Kementerian Perhubungan China pada Jumat (6/1/2023) mengimbau para pemudik mengurangi perjalanan dan pertemuan, terutama jika melibatkan orang lanjut usia, ibu hamil, anak kecil, dan mereka yang memiliki penyakit bawaan.
“Orang-orang yang menggunakan transportasi umum juga diimbau untuk memakai masker dan memberikan perhatian khusus pada kesehatan dan kebersihan pribadi mereka," kata Wakil Menteri Perhubungan, Xu Chengguang
Antisipasi ini diambil agar virus corona tidak menyebar ke pelosok desa selama liburan Tahun Baru Imlek yang berlangsung hingga 22 Januari 2023. Mengingat momen ini kerap dimanfaatkan Warga China untuk mudik ke kampung halaman.