TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah 18 orang meninggal dunia di Kota Karachi, Provinsi Sindh, Pakistan dalam 16 hari terakhir, diduga karena bahan kimia beracun dari pabrik di daerah tersebut.
Departemen Kesehatan Provinsi Sindh mengkonfirmasi jumlah kematian itu di wilayah Ali Muhammad Goth di distrik Keamari, Karachi, dari 10 Januari hingga 26 Januari 2023.
"Sesuai penyelidikan awal, penyebab kematian ini adalah beberapa bahan kimia yang menyebabkan penyakit paru-paru interstitial," bunyi pernyataan itu, yang diterbitkan pada Kamis (26/1/2023).
Kamp medis untuk pengobatan pneumonia telah didirikan di daerah yang terkena dampak.
Sementara itu, investigasi lebih lanjut sedang dalam proses.
Menurut warga, bau busuk yang berasal dari dua pabrik di desa mereka menyebabkan sesak napas, seperti diberitakan Al Jazeera.
Baca juga: Update Pemadaman Listrik Pakistan, Perdana Menteri Shehbaz Sharif Meminta Maaf
Gejala Fisik pada Korban Keracunan
Juru bicara Departemen Kesehatan Provinsi Sindh, Mehar Khursheed mengatakan mereka yang meninggal menderita demam, sakit tenggorokan dan sesak napas.
“Dalam lima hingga tujuh hari setelah sakit, kematian terjadi,” kata Mehar Khursheed.
Ia mengatakan, pada pemeriksaan pasien yang bergejala, tidak ada ruam yang terlihat dari kulit mereka.
Gejala mata merah juga terlihat pada beberapa pasien.
Selain itu, warga setempat masih khawatir dengan bau yang sangat mengganggu di lingkungan.
Baca juga: Menteri Energi Pakistan Klaim Pemadaman Listrik Nasional Berakhir Malam Ini
Pabrik Ditutup
Wakil Komisaris distrik Keamari, Mukhtiar Abro, telah mengunjungi daerah yang terkena dampak.