TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Turki, Lalu M. Iqbal mengatakan empat Tim KBRI Ankara sedang menuju lokasi gempa untuk mengevakuasi 104 Warga Negara Indonesia (WNI) dari lima titik.
Yakni di Gaziantep, Kahramanmaras, Adana, Hatay dan Dyarbakir.
Sebanyak 40 WNI di Gaziantep akan dievakuasi ke Ankara, sebab bangunan rumah maupun asrama yang ditinggalinya sudah hancur.
Sedangkan safe house terdekat sudah terlalu penuh dengan pengungsi lainnya, sehingga tidak mungkin lagi untuk ditempati para WNI.
"Saat ini mereka ada yang tinggal di masjid, di stadion olahraga dan sebagainya. Kita sudah komunikasi dan minta mereka untuk berkumpul di satu poin dan akan kita jemput," ujar Dubes RI pada konferensi pers virtual, Selasa (7/2/2023).
Dari Kahramanmaras ada sekira 40 orang yang akan dievakuasi ke Ankara.
Mereka harus dievakuasi, karena ditempatkan di lapangan dengan tenda, dengan kondisi cuaca yang saat ini tidak bersahabat.
"Sebenarnya ada 140, tapi yang 100 masih bisa ditampung di safe house. Sementara yang 40 orang ini ada di lapangan dengan tenda, dengan kondisi cuaca yang saat ini tidak bersahabat, sehingga kita putuskan untuk dievakuasi," ujar Iqbal.
Sementara itu di Diyarbakir ada sekira 14 orang yang akan dievakuasi ke Ankara, sedangkan di Adana ada 1 keluarga yang akan dievakuasi.
Di Hatay, tim KBRI akan mengevakuasi 9 orang, yang tiga diantaranya mengalami patah tulang, dan diantara tiga satu mengalami patah punggung.
"Jadi kita juga bawa ambulan satu. Keenam orang ini, mereka adalah yang sudah kita upayakan untuk dirujuk ke Rumah Sakit setempat. Namun Rumah Sakit setempat juga over crowded, tidak mampu lagi untuk memberikan perawatan. Sehingga kita putuskan untuk dievakuasi dan di rawat di Ankara nantinya," kata Iqbal.
Total ada 10 warga negara Indonesia (WNI) menjadi korban luka dari bencana gempa bumi yang terjadi di Turki.
"Kemarin kita menyampaikan bahwa jumlah WNI kita yang terkena dampak langsung, yang luka-luka adalah 3 orang, per tadi malam sudah menjadi 10 orang. Jadi 4 sudah bisa dirawat di Rumah Sakit, 6 kita akan evakuasi. Jadi total ada 10 orang," kata Iqbal.
Di luar data tersebut, ada 1 ibu dengan 2 orang anak yang tinggal di Antakya yang sampai saat ini belum berhasil dihubungi.
KBRI sudah mencoba menghubungi melalui simpul-simpul masyarakat Indonesia di sana dan menghubungi otoritas setempat.
"Sampai saat ini belum berhasil kami hubungi, tapi akan terus kami coba," kata Iqbal.
Di Diyarbakir juga ada 2 pekerja spa terapis yang juga belum berhasil dihubungi KBRI, bahkan rekan spa therapist tersebut juga masih belum bisa menghubungi keduanya.
"Tim yang akan melakukan evakuasi ke Diyarbakir juga akan mencari warga kita ini," ujarnya.
Dubes Iqbal melaporkan, cuaca di Turki saat ini juga sangat ekstrim dan terjadi badai salju sehingga sulit melakukan pergerakan.
Namun perwakilan RI bersama pemerintah Turki terus memaksimalkan upaya evakuasi.
"Diperkirakan lebih dari 10 ribu bangunan hancur," ungkapnya.(Tribunnews/Larasati Dyah Utami)