Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan jumlah korban tewas akibat gempa dahsyat berkekuatan M 7,8 pada Senin (6/2/2023) telah mencapai 8.754.
Bila angka ini dikombinasikan dengan jumlah korban tewas di Suriah sebanyak 2.470, totalnya menjadi 11.224 orang.
Dikutip dari laman The Guardian, Rabu (8/2/2023), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memprediksi jumlah korban akhir bisa meningkat hingga 20.000.
Perlu diketahui, gempa bumi dengan kekuatan serupa juga pernah terjadi di wilayah tersebut pada 1999 dan menewaskan sedikitnya 17.000 orang.
Saat berbicara kepada wartawan di provinsi Kahramanmaras yang menjadi episentrum gempa, dengan suara sirene ambulans konstan sebagai latar belakang, Erdogan mengatakan bahwa ada masalah terkait jalan dan bandara, namun semuanya akan menjadi lebih baik dari hari ke hari.
Ia juga menyampaikan, warganya hanya perlu mendengarkan informasi dari pihak berwenang dan mengabaikan 'provokator', karena ribuan orang mengeluh tentang kurangnya sumber daya dan lambatnya tanggapan dari para pejabat.
Baca juga: Bayi Baru Lahir Ditemukan di Reruntuhan Rumah di Suriah, Semua Keluarga Tewas karena Gempa Turki
Terkait hal ini, Polisi Turki telah menahan beberapa orang atas postingan media sosial mereka tentang gempa tersebut.
Melansir dari Al Jazeera, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan melakukan perjalanan ke daerah yang paling terkena dampak bencana, setelah ia mengumumkan keadaan darurat tiga bulan di 10 provinsi.
Gempa berkekuatan magnitudo 7,8 melanda distrik Pazarcik di provinsi Kahramanmaras pada pukul 04:17 waktu setempat pada Senin (6/2/2023).
Menurut United States Geological Service (USGS), gempa terjadi pada kedalaman sekitar 17,9 kilometer (11 mil).
Baca juga: Pasca Diguncang Gempa, Irak Kembali Pasok Cadangan Minyak ke Turki
Lusinan gempa susulan tercatat terjadi setelah gempa pertama, membuat pejabat Turki mengimbau masyarakat untuk tidak memasuki bangunan yang rusak agar korban jiwa tidak bertambah.
Lembaga pemberi bantuan bergulat dengan pengiriman bantuan darurat ke Suriah yang dilanda perang.
Lebih dari 12.000 anggota tim pencarian dan penyelamatan Turki bertugas di daerah yang terkena dampak bencana, bersama dengan 9.000 tentara.
Lebih dari 70 negara telah menawarkan tim penyelamat dan bantuan lainnya.
Baca juga: Disebut Jadi Salah Satu Gempa Bumi Mematikan di Dunia, Begini Penjelasan BMKG Terkait Gempa di Turki
China menawarkan bantuan kemanusiaan darurat sebesar 30 juta yuan atau sekitar 4,4 juta dolar AS untuk Suriah, kata juru bicara kementerian luar negeri negara itu, Mao Ning.
Mao mengungkapkan 2 juta dolar AS dari bantuan darurat akan digunakan untuk uang tunai dan pasokan bantuan yang sangat dibutuhkan.
Dia menambahkan, China akan mempercepat proyek bantuan pemberian bahan pangan.
China telah berkomitmen untuk memberikan bantuan darurat tahap pertama sebesar 40 juta yuan kepada Turki.
Tim penyelamat gempa yang dikirim oleh China juga telah tiba di Bandara Adana Turki pagi ini, Rabu (8/2/2023), kata stasiun televisi China CCTV.
Tim beranggotakan 82 orang itu membawa 20 ton pasokan dan peralatan medis dan perlengkapan penyelamatan lainnya, serta empat anjing pencari dan penyelamat, tambah CCTV.
Selain itu, tim penyelamat masyarakat sipil yang berjumlah setidaknya 52 orang, yang berasal dari provinsi Guangdong, Jiangsu, Jiangxi dan Zhejiang, sedang menuju ke daerah yang dilanda gempa di Turki, lapor CCTV.