Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, HATAY - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan jumlah korban yang dipastikan tewas di Turki akibat gempa telah meningkat menjadi 9.057.
Hal itu diungkapkan Erdogan saat Berbicara di Provinsi Hatay, dekat pusat gempa.
Sedangkan pejabat Suriah dan kelompok penyelamat di Suriah barat laut yang dikuasai pemberontak mengatakan jumlah korban tewas di sana telah mencapai 2.662.
Dengan demikian jumlah gabungan korban tewas di kedua negara menjadi 11.719.
Baca juga: Uni Eropa Berpacu dengan Waktu Selamatkan Nyawa Korban Gempa Turki-Suriah
Dikutip dari laman The Guardian, Kamis (9/2/2023), Erdogan juga mengutuk kritik terhadap upaya penyelamatan pemerintah, yang disindir oleh banyak orang di negara itu sebagai tindakan yang lamban dan tidak memadai.
"Ini adalah waktu untuk persatuan, solidaritas. Dalam periode seperti ini, saya tidak dapat membiarkan orang melakukan kampanye negatif untuk kepentingan politik," kata Erdogan.
Ia kemudian menekankan bahwa tidak mungkin bersiap menghadapi bencana seperti itu.
Uni Eropa Berpacu dengan Waktu Selamatkan Korban
Sementara itu Uni Eropa (UE) telah mengumumkan rencana menjadi tuan rumah konferensi donor bulan depan, demi mengumpulkan bantuan internasional bagi Suriah dan Turki setelah bencana gempa dahsyat yang terjadi awal minggu ini.
Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen menuliskan cuitannya di Twitter bahwa blok itu kini tengah 'berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan nyawa bersama'.
"Segera kami akan memberikan bantuan, bersama-sama. Turki dan Suriah dapat mengandalkan UE," cuit von der Leyen.
Dikutip dari laman BBC, Kamis (9/2/2023), acara yang bertujuan mengkoordinasikan respons internasional terhadap bencana tersebut, akan terbuka untuk negara anggota UE, negara tetangga dan anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Baca juga: Gempa Turki, Palang Merah: Kami Perlu Kantong Jenazah untuk Penguburan yang Bermartabat
"Tidak seorang pun boleh dibiarkan sendirian saat tragedi seperti ini menimpa banyak orang," tegas von der Leyen, dalam sebuah pernyataan.
Pertemuan tersebut akan diketuai bersama di Brussels oleh Swedia, yang saat ini memegang jabatan presiden bergilir UE.
"Swedia ingin memastikan bahwa bantuan UE cukup untuk memenuhi kebutuhan rakyat Turki dan Suriah di masa yang mengerikan ini," kata Perdana Menteri (PM) Swedia Ulf Kristersson.
Perlu diketahui, gempa terjadi saat Turki menyarankan untuk memblokir aplikasi Swedia yang ingin bergabung dengan NATO, karena Swedia menolak mengekstradisi puluhan orang yang diduga terkait dengan kelompok militan Kurdi ke Turki.