TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - KBRI Damaskus bergerak cepat melakukan berbagai langkah untuk memastikan keselamatan warga negara Indonesia (WNI) di Suriah.
KBRI Damaskus mencatat ada 836 WNI yang punya izin tinggal di Suriah.
Tercatat dari jumlah tersebut, WNI yang terdampak gempa sejumlah 116 orang.
Sampai Kamis (9/2/2023), belum ada laporan masuk mengenai WNI yang jadi korban jiwa.
"Para WNI yang tinggal di wilayah terdampak gempa tercatat sejumlah 116 orang. Hingga saat ini tidak ada laporan adanya WNI yang menjadi korban," kata KBRI Damaskus dalam keterangannya, Kamis.
Adapun KBRI Damaskus telah mengirim tim peninjau ke sejumlah titik yang terdampak gempa cukup parah. Diantaranya Hama dan Aleppo.
Selain itu KBRI juga mengaktifkan narahubung di wilayah Aleppo dan Latakia guna memeriksa kondisi WNI dan mengidentifikasi korban WNI dengan meninjau langsung rumah sakit dan fasilitas kesehatan.
"KBRI Damaskus telah mengirimkan Tim Peninjau ke beberapa titik yang terdampak gempa cukup parah, antara lain Hama dan Aleppo," katanya.
Sebagai informasi, gempa bumi magnitudo 7,8 mengguncang Turki dan Suriah pada Senin (6/2/2023). Jumlah korban meninggal dunia di Turki per Rabu (8/2/2023) kemarin tercatat mencapai 8.754 jiwa.
Sementara korban tewas di Suriah mencapai 2.470 jiwa. Sehingga secara resmi total korban tewas mencapai 11.224 orang.
Sementara jumlah WNI yang menjadi korban meninggal dunia sebanyak 2 orang.
Baca juga: Pentingnya 72 Jam Pertama di Operasi Penyelamatan Korban Gempa Turki Penyelamat Berpacu dengan Waktu
Mereka adalah WNI atas nama Nia Marlinda asal Bali, dan anaknya berusia 1 tahun.
Keduanya meninggal karena tertimpa reruntuhan gempa di Kahramanmaras, Turki.