Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM. ANKARA – Petugas keamanan Istanbul menangkap 98 tersangka yang diduga sebagai pelaku penjarahan, perampokan maupun penipuan korban gempa.
Kondisi perkotaan Turki yang kosong akibat ditinggal warga ratusan yang mengungsi, dimanfaatkan para penjarah untuk merampas barang-barang berharga seperti barang elektronik dan pakaian di pusat perbelanjaan tengah kota yang ditinggal pemiliknya.
Salah seorang penduduk mengatakan, ia menyaksikan penjarahan pada hari pertama setelah gempa menghancurkan kota – kota di Turki.
“Orang-orang menghancurkan jendela dan pagar toko dan mobil,” kata Mehmet Bok (26) yang sekarang kembali ke Antakya dan mencari rekan kerja di gedung runtuh.
Para perampok turut menjarah uang tunai yang ada di empat mesin ATM di pusat perbelanjaan ibu kota, tak lama setelah warga pergi menuju pusat pengungsian.
Usai kasus penjarahan meluas di seluruh kota Turki, pihak keamanan kota langsung diterjunkan untuk menyelidiki 42 tersangka di Provinsi Hatay selatan Turki atas klaim penjarahan bangunan yang rusak.
Sementara 40 tersangka ditangkap usai kepergok menggondol enam senjata, tiga senapan, perhiasan, kartu bank dengan nominal 11.000 lira Turki dan uang tunai sebesar 70.000 lira Turki dari tenda pengungsian.
Dua orang lainnya juga ditangkap setelah menjarah enam truk berisi makanan untuk korban gempa di Provinsi Hatay dengan menyamar sebagai pekerja bantuan, seperti yang dikutip dari Anadolu Agency.
Baca juga: Korban Tewas Gempa Turki dan Suriah Capai 28 Ribu Orang, Kerusuhan Ganggu Upaya Penyelamatan
Situasi serupa juga terjadi di 7 provinsi Turki lainnya termasuk Kahramanmaras, Adiyaman, Malatya, Osmaniye, Adana, Gaziantep, dan Sanliurfa dimana puluhan tersangka ditangkap otoritas setempat atas dugaan melakukan tindak pencurian dan perampokan di daerah yang dilanda gempa.
Selain aksi perampokan, nasib ratusan pengungsi di Hatay kini tengah terancam akibat aksi bentrok yang terjadi di dekat lokasi evakuasi.
Seorang juru bicara militer Austria mengatakan bentrokan antara kelompok tak dikenal di provinsi Hatay telah terjadi pada Sabtu pagi (11/2/2023).
Baca juga: Situasi Disebut Tak Aman, Jerman Tangguhkan Operasi Penyelamatan Korban Gempa di Turki
"Ada peningkatan agresi antar faksi di Turki," kata Letnan Kolonel Pierre Kugelweis dalam sebuah pernyataan, dikutip dari BBC Internasional.
Meski tentara Turki telah diterjunkan untuk memberikan perlindungan untuk mengamankan lokasi pengungsian dari ancaman bentrok.
Namun akibat insiden ini proses evakuasi yang dilakukan personel dari Unit Penanggulangan Bencana Pasukan Austria sempat terhenti sementara.