TRIBUNNEWS.COM - Dua orang Suriah meninggal dunia karena penyakit kolera pada Selasa (28/2/2023).
Jumlah ini menambah angka kematian akibat kolera menjadi 22 orang.
Kolera menjadi wabah di Suriah bagian barat laut, yang terdampak gempa Turki dan Suriah pada 6 Februari 2023 lalu.
Tim penyelamat di Suriah mengatakan ada 568 kasus infeksi kolera akibat kerusakan sistem dan infrastruktur air.
Pemerintah Suriah khawatir kondisi ini dapat memicu lonjakan kasus penyakit kolera.
Dalam postingan White Helmets terlihat kerusakan infrastruktur di Suriah akibat gempa.
Baca juga: Menlu Mesir Hari Ini Kunjungi Suriah, Pertama Kali Sejak Konflik Meletus di 2011
Selain itu, terlihat kerusakan pada saluran dan saluran pembuangan yang meningkatkan risiko wabah penyakit.
White Helmets berupaya mengintensifkan upaya tanggap darurat, pekerjaan sanitasi, dan kampanye kesadaran untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut.
Baca juga: 2 Tentara Suriah Tewas dalam Baku Tembak dengan Militan Jabhat al-Nusra di Latakia
Kondisi Ekstrem di Suriah
Dilaporkan, musim hujan di Suriah menghasilkan temperatur yang kering luar biasa dan panas.
Kerusakan infrastruktur akibat gempa menjadi salah satu faktor yang memperburuk kondisi yang memicu wabah kolera.
“Bahkan sebelum gempa, daerah tersebut sangat terpengaruh oleh kurangnya sistem pembuangan limbah yang layak karena 63 persen kamp pengungsi tidak memiliki saluran pembuangan yang layak dan 43 persen tidak memiliki akses ke air bersih,” kata aktivis Nour Qormoosh, dikutip dari Al Jazeera.
Gempa Turki dan Suriah telah menewaskan lebih dari 50.000 orang.
Tercatat lebih dari 4.000 orang Suriah meninggal dunia dalam bencana ini.