"Semakin tidak stabil dunia, semakin penting bagi China dan Rusia untuk terus memajukan hubungan mereka," kata Qin Gang, dikutip dari CNN Internasional.
Ia menegaskan, hubungan Rusia dan China tidak berdasarkan pada aliansi, konfrontasi, dan tidak ditargetkan pada pihak ketiga mana pun.
"Hubungan Rusia dan China bukan ancaman bagi negara mana pun," tambahnya.
Baca juga: Ukraina Identifikasi Tentaranya yang Dieksekusi Pasukan Rusia, Sempat Hilang di Bakhmut
Pihak China menolak menyebut Rusia sebagai agresor, namun China mendukung pembicaraan damai.
Menurutnya, proses pembicaraan damai harus dimulai sesegera mungkin untuk menyelesaikan konflik di Ukraina.
China juga menyindir, sanksi dan tekanan pada berbagai pihak atas konflik ini tidak akan menyelesaikan masalah.
"Krisis Ukraina telah mencapai titik kritis," katanya.
"Entah permusuhan berhenti dan perdamaian dipulihkan dan proses penyelesaian politik dimulai," lanjutnya.
Ia juga menyebutkan opsi lainnya yaitu memasok lebih banyak 'bahan bakar' sehingga api dan krisis semakin meluas dan lepas kendali.
Sebelumnya, intelijen AS mengatakan China sedang mempertimbangkan untuk mengirim senjata mematikan ke Rusia.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pekan lalu memperingatkan bahwa mempersenjatai pasukan Moskow akan menyebabkan masalah serius bagi China di seluruh dunia.
Namun, tuduhan ini dibantah oleh China.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina