TRIBUNNEWS.COM - Serial Netflix berjudul In The Name of God: A Holy Betrayal yang menceritakan perjalanan kultus JMS atau Providence dengan pimpinan bernama Jeong Myeong-seok di Korea Selatan tengah digandrungi oleh masyarakat.
Namun fakta teranyar baru saja diungkap oleh aktivis anti-JMS, Profesor Kim Do-hyung dalam siaran langsung yang disiarkan di stasiun televisi Korea Selatan, KBS.
Berdasarkan tayangan siaran langsung tersebut, Kim menyebut ada salah satu kru dengan jabatan direktur program di KBS yang menjadi pengikut kultus JMS tersebut.
Adapun klaim dari Kim tersebut disampaikannya di akhir siaran langsung acara tersebut.
"Alasan kita perlu berhati-hati terkait JMS adalah tidak ada yang dapat melindungi siapapun dari Jung Myeong Seok."
"Salah satunya (pengikut JMS) ada di KBS. Ia adalah KBS PD," ujar Kim dalam siaran tersebut.
Baca juga: Sutradara In the Name of God: A Holy Betrayal Sebut JMS Lebih Parah dari yang Terlihat di Dokumenter
Kemudian, Kim juga menyebut ada kru lain dari KBS yang menjadi jemaah kultus JMS dan menjadi intepreter wanita.
Lanjutnya, intepreter wanita itu juga sering muncul di KBS.
Pada momen tersebut, Kim pun berani untuk mengungkap nama dari kru KBS tersebut.
Namun lantaran dianggap tidak etis, Kim tidak mengucapkannya.
"Saya dapat mengatakan padamu (ke presenter KBS). Aku tidak akan menyebutkan namanya karena terlalu tidak etis, tapi KBS PD (direktur produser -red) adalah jemaat tetap."
"Sementara, penerjemah wanita saat ini sebagai penerjemah untuk korban kekerasan seksual (Jeong Myeong-seok -red) yang berasal dari luar negeri," tegasnya.
Mendengar pernyataan Kim tersebut, dua presenter yang memandu pun tampak panik dan segera menyelesaikan acara itu.
Lalu, pihak KBS pun menyampaikan akan segera melakukan investigasi terkait pernyataan Kim tersebut.