TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin mengunjungi Mariupol, sebuah kota Ukraina di wilayah Donetsk yang diduduki pasukan Rusia sejak Mei 2022.
Putin terbang ke Mariupol menggunakan helikopter dan berkeliling beberapa distrik kota.
Saat tiba di sana, Putin berbicara dengan penduduk, lapor TASS pada Minggu (19/3/2023), mengutip pernyataan resmi Kremlin.
Laporan kunjungan Mariupol datang sehari setelah pemimpin Rusia itu melakukan perjalanan ke Krimea untuk memperingati sembilan tahun aneksasi semenanjung Laut Hitam dari Ukraina.
Dikutip Al Jazeera, TV negara Rusia menunjukkan Rusia mengunjungi kota pelabuhan Laut Hitam Sevastopol pada Sabtu (18/3/2023), didampingi oleh gubernur setempat yang ditunjuk Moskow, Mikhail Razvozhayev.
Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina pada 2014 menyusul referendum yang tidak diakui Kyiv dan komunitas internasional.
Baca juga: Reaksi Presiden Amerika Soal Keputusan ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Vladimir Putin
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah menuntut agar Rusia menarik diri dari semenanjung serta wilayah yang didudukinya sejak tahun lalu.
ICC keluarkan surat penangkapan terhadap Putin
Kunjungan Putin ke Mariupol juga dilakukan setelah Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadapnya.
ICC juga menuduh Putin melakukan kejahatan perang dengan mendeportasi ratusan anak secara ilegal dari Ukraina.
Putin belum berkomentar secara terbuka tentang surat perintah tersebut.
Juru bicara Kremlin menyebutnya "batal dan tidak berlaku".
Ia mengatakan Rusia menemukan masalah yang diangkat oleh ICC sebagai "keterlaluan dan tidak dapat diterima".
Reaksi Biden atas surat penangkapan Putin
Dikutip Guardian, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, mengatakan surat perintah penangkapan pengadilan kriminal internasional (ICC) untuk Putin "dibenarkan".
Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Kunjungi Krimea setelah ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan
“Tapi pertanyaannya adalah – itu juga tidak diakui secara internasional oleh kami,” kata Biden, merujuk pada AS yang bukan anggota ICC.
"Tapi saya pikir itu membuat poin yang sangat kuat."
Reaksi Jerman atas surat penangkapan Putin
Kanselir Jerman, Olaf Scholz, juga menyambut baik keputusan ICC
“Pengadilan pidana internasional adalah lembaga yang tepat untuk menyelidiki kejahatan perang. Faktanya tidak ada yang kebal hukum dan itulah yang menjadi jelas sekarang," katanya.
Alasan ICC ingin tangkap Putin
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merilis sebuah laporan awal pekan ini yang menemukan pemindahan paksa anak-anak Ukraina oleh Rusia ke daerah-daerah yang berada di bawah kendalinya.
PBB menyebut deportasi sebagai kejahatan perang, dikutip dari BBC Internasional.
ICC juga mengatakan memiliki alasan yang masuk akal untuk meyakini bahwa Putin melakukan tindakan kriminal secara langsung, serta bekerja sama dengan orang lain.
ICC menuduhnya gagal menggunakan kekuasaan kepresidenannya untuk menghentikan deportasi anak-anak.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)