Ia telah ditembak mati oleh petugas kepolisian setelah mereka memasuki gedung.
Audrey Hale dihadang oleh lima petugas dan dua dari mereka melepaskan tembakan, hingga membunuh Audrey.
Polisi mengatakan Audrey Hale memiliki senapan serbu, pistol, serta pistol dan memasuki gedung dengan menembak melalui pintu, seperti diberitakan oleh Al Jazeera.
Audrey Hale juga memiliki peta sekolah yang terperinci dan meninggalkan sebuah manifesto (pernyataan tertulis soal tujuan/perbuatan).
Polisi menambahkan, Audrey Hale diyakini sebagai mantan siswa di sekolah tersebut.
Kepala polisi John Drake juga mengatakan kepada wartawan, Audrey Hale memang mengidentifikasi diri sebagai transgender.
Baca juga: 3 Orang Tewas dalam Penembakan Massal di Universitas Negeri Michigan, Pelaku Masih Buron
Penyelidikan Masih Berlanjut
John Drake mengatakan, penyelidiknya sedang mengerjakan kemungkinan motif, tetapi dia menolak untuk mengungkapkannya pada Senin sore.
"Saat ini ada teori yang mungkin bisa kita bicarakan nanti tapi belum dikonfirmasi," kata Drake.
Ia juga belum dapat mengungkap motif penembakan itu karena penyelidikan masih berlanjut.
"Ada beberapa teori tentang itu, kami sedang menyelidiki semua petunjuk," lanjut Drake.
Penyelidik sedang menyisir rumah Audrey Hale.
Satuan taktis polisi terlihat menggunakan alat mirip granat untuk masuk ke dalam kediaman, yang terdaftar sebagai kediaman Hale.
"Ini adalah keluarga yang hebat dan ini adalah sebuah tragedi," kata seorang tetangga kepada NBC News.