Seruan Lula untuk perdamaian pun digaungkan oleh China yang merilis 12 poin 'Posisi Penyelesaian Politik Krisis Ukraina' pada dua minggu kemudian.
Rencana China tersebut disambut baik oleh Putin, namun ditolak oleh AS, dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Senin lalu menggambarkan proposal China sebagai 'langkah taktis' untuk menghentikan konflik yang menguntungkan Rusia.
Sementara di Ukraina, Zelenskyy mengatakan pada bulan lalu bahwa ia hanya setuju dengan beberapa poin dalam dokumen tersebut.
Setiap rencana yang diajukan oleh Lula dan calon anggota 'Klub Perdamaian' miliknya dapat diterima dengan cara yang sama, seperti yang terjadi saat Meksiko mengusulkan rencana perdamaiannya sendiri di Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) tahun lalu.
Saat itu, Penasihat pemerintah Ukraina Mikhail Podoliak menolak proposal Meksiko dan menyebutnya sebagai 'rencana Rusia', Ukraina bahkan merilis rencana perdamaian sepuluh poinnya sendiri dua bulan kemudian.
Rencana Ukraina itu termasuk di antaranya tuntutan agar Rusia menyerahkan wilayah Krimea ke Ukraina dan mengirim pejabatnya ke pengadilan kejahatan perang.