TRIBUNNEWS.COM - Menteri Sosial Ekonomi dan Asosiasi Prancis, Marlene Schiappa, tampil di sampul majalah Playboy untuk menyuarakan hak-hak perempuan.
Marlene tampil bersama 12 halaman wawancara dalam majalah edisi Prancis, dengan mengenakan gaun putih.
Keputusannya untuk tampil di sampul majalah Playboy mendapat kritik dari sesama politisi, di tengah protes rakyat pada pemerintahan Presiden Emmanueal Macron atas reformasi pensiun dari 62 menjadi 64 tahun.
Rekan politisi Prancis mengomentari penampilan Marlene dalam sampul itu.
"Tubuh perempuan seharusnya bisa diekspos di mana saja, saya tidak masalah dengan itu, tapi ada konteks sosialnya," kata anggota parlemen hijau, Sandrine Rousseau kepada BFM TV.
"Di manakah rasa hormat terhadap rakyat Prancis? Kami berada di tengah krisis sosial, ada masalah kepolisian, ada orang antara hidup dan mati, dan saya mendapat kesan berada di balik layar," lanjutnya.
Baca juga: Wawancara dengan Majalah Playboy, Menteri Prancis ini Bikin Panas
Perdana Menteri Prancis, Elisabeth Born, menelepon Marlene Schiappa untuk memberitahunya, sampul itu sama sekali tidak pantas, terutama pada periode saat ini.
Tanggapan Marlene Schiappa
Meski menerima banyak kritikan, Marlene tetap membela keputusannya untuk tampil di sampul majalah Playboy.
"Mempertahankan hak perempuan untuk melakukan apa yang mereka inginkan dengan tubuh mereka: di mana saja dan kapan saja," tulisnya.
"Di Prancis, wanita bebas. Dengan segala hormat kepada para pencela dan orang munafik," lanjutnya, dikutip dari CNN Internasional.
Baca juga: Aksi Protes Tolak Kenaikan Usia Pensiun Berlanjut di Prancis, Polisi Bersiap Kemungkinan Bentrok
Marlene Schiappa dan Feminisme
Editor Playboy Prancis, Jean-Christophe Florentin, mengatakan Marlene Schiappa adalah yang paling cocok dengan Playboy dari rekan-rekannya karena pandangan feminisnya, seperti diberitakan Sky News.
Majalah ini tersedia untuk dibeli mulai 8 April 2023, menurut surat kabar Le Parisien.