Wilayah Sagaing, tempat penyerangan berlangsung, merupakan kota yang melakukan perlawanan paling sengit terhadap militer Myanmar.
Video yang beredar di media sosial memperlihatkan mayat-mayat berada di antara rumah-rumah yang hancur.
"Kami akan menyelamatkan Anda jika kami mendengar Anda berteriak," kata seseorang dalam video tersebut.
"Tolong berteriak!" katanya lagi.
Seorang penyelamat yang terhubung dengan kelompok Pasukan Pertahanan Rakyat anti-kudeta mengatakan, wanita dan anak-anak termasuk di antara yang tewas, dikutip dari Channel News Asia.
Setelah menemukan jenazah dan mengangkut korban untuk perawatan medis, dia memperkirakan jumlah korban tewas bisa mencapai 100 orang.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Myanmar