News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Presiden Vladimir Putin Mendadak Kunjungi Garis Depan Rusia, Kherson dan Lugansk

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi kompleks peringatan yang didedikasikan untuk akhir Perang Saudara Rusia, dan mengucapkan selamat kepada Rusia pada Hari Persatuan Nasional di Sevastopol, Rusia, pada 4 November 2021. - Putin mengunjungi garis depan pertempuran di Kherson dan Republik Rakyat Luganks pada Selasa (18/4/2023).

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah melakukan kunjungan mendadak ke dua pos komando di wilayah baru Rusia, yang direbut dari Ukraina.

Kantor Pemerintahan Kremlin melaporkan kunjungan ini pada Selasa (18/4/2023).

Presiden Vladimir Putin melakukan perjalanan ke pusat komando kelompok tempur 'Dnieper' yang terletak di daerah Kherson.

Pemimpin Rusia itu akan menerima laporan dari komandan kelompok, Kolonel Jenderal Oleg Makarevich, dan Kolonel Jenderal Mikhail Teplinsky, komandan pasukan lintas udara Rusia.

Presiden Vladimir Putin juga melakukan perjalanan ke Republik Rakyat Lugansk, di mana dia mengunjungi pusat komando Garda Nasional 'Vostok' (Timur).

Putin membahas situasi di daerah itu dengan pejabat tinggi militer, termasuk Kolonel Jenderal Aleksandr Lapin, dikutip dari RT.

Baca juga: Presiden Brasil: AS Pasok Senjata ke Ukraina untuk Dorong Perang dengan Rusia

Kunjungan mendadak Putin terjadi saat Ukraina bersiap melancarkan serangan balasan yang diperkirakan akan melibatkan tank-tank berat dan kendaraan lapis baja baru yang dipasok Barat.

Perdana Menteri Ukraina, Denis Shmigal, mengatakan pada Senin (17/4/2023), Ukraina akan memulai operasi dalam waktu terdekat.

Kondisi perang di Ukraina sebelumnya telah ditandai dengan pertempuran sengit untuk kota pertambangan Donbass Artyomovsk, yang dikenal orang Ukraina sebagai Bakhmut.

Kepala perusahaan militer swasta Rusia Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, mengklaim pada pekan lalu, Wagner menguasai lebih dari 80 persen kota Bakhmut.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pejuang Wagner bersama dengan pasukan lintas udara, sedang bekerja untuk mendorong tentara Ukraina dari pusat kota ke pinggiran baratnya.

Presiden Rusia Vladimir Putin terlihat di layar yang dipasang di Lapangan Merah saat ia berpidato pada rapat umum dan konser yang menandai aneksasi empat wilayah Ukraina yang diduduki pasukan Rusia - Lugansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia , di Moskow tengah pada 30 September 2022. (Alexander NEMENOV / AFP)

Baca juga: Vladimir Putin Sahkan UU Wajib Militer Baru untuk Rekrut Warga Rusia via Online

Dokumen Rahasia AS Ungkap Tanggal Serangan Ukraina

Dokumen rahasia AS sebelumnya menyebutkan tanggal serangan ofensif Ukraina akan terjadi pada 30 April 2023, dikutip dari The Washington Post.

File itu tertanggal 28 Februari 2023, menyebutkan pengiriman peralatan dan jadwal pelatihan untuk sembilan brigade Ukraina, yang dibantu oleh AS dan sekutunya.

Tiga brigade diperkirakan akan dikumpulkan secara internal di Ukraina.

Dari sembilan brigade itu, enam brigade akan siap pada 31 Maret 2023.

Sementara tiga brigade terakhir akan siap pada 30 April 2023.

Tentara Ukraina saat latihan mengevakuasi tentara yang terluka. Foto ini disediakan oleh Layanan Humas 35 brigade laut terpisah Ukraina yang diabadikan oleh Kontra-admiral Mikhail Ostrogadsky dan dipublikasikan pada 3 April 2023. (General Staff of the Armed Forces of Ukraine)

Baca juga: Grup Wagner Sudah Kepung Kota Bakhmut Dari Berbagai Arah, Pasukan Ukraina Semakin Terpojok

Menyusul informasi dari dokumen rahasia AS ini, Perdana Menteri Ukraina, Denis Shmigal mengatakan, serangan itu mungkin tidak akan diluncurkan hingga musim panas.

Denis mengatakan, dokumen rahasia AS yang bocor itu tidak akan memengaruhi rencana Ukraina.

"Kami yakin bahwa serangan balasan akan terjadi dalam waktu dekat," kata Denis Shmigal pada The Hill saat kunjungan ke AS pada minggu lalu.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Ukraina, Aleksey Reznikov, mengatakan serangan ofensif itu tergantung pada pasokan alat berat dari luar negeri.

Namun, bantuan dari luar negeri tertunda karena cuaca buruk, pengiriman peralatan yang lambat, dan kekurangan amunisi.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini