TRIBUNNEWS.COM - India diperkirakan akan menyusul China sebagai negara terpadat di dunia dengan hampir 3 juta lebih orang pada pertengahan tahun ini, menurut angka PBB.
Laporan Keadaan Populasi Dunia 2023 oleh United Nations Population Fund (UNFPA) memperkirakan populasi India akan menjadi 1,4286 miliar pada akhir Juni, dibandingkan dengan China yang hanya 1,4257 miliar.
AS berada jauh di urutan ketiga, dengan perkiraan populasi 340 juta orang pada akhir Juni.
Data dalam laporan tersebut didasarkan pada informasi yang tersedia hingga Februari.
Pakar populasi yang menggunakan data sebelumnya dari PBB memproyeksikan populasi India akan melampaui China pada bulan April, tetapi laporan terbaru badan global itu tidak menyebutkan tanggalnya, lapor Reuters.
Baca juga: Penyusutan Populasi China Bawa Malapetaka, Utang Melonjak di Tengah Anjloknya Pendapatan
Pejabat kependudukan PBB mengatakan tidak mungkin untuk menentukan tanggal karena ketidakpastian tentang data dari India dan Cina, karena sensus terakhir pada tahun 2011 dan berikutnya, yang jatuh tempo pada tahun 2021, tertunda oleh Covid- 19 pandemi.
Pertumbuhan populasi China melambat
Dikutip Guardian, pertumbuhan populasi di keduanya telah melambat, meskipun jauh lebih cepat di Cina daripada di India.
Tahun lalu, populasi China menyusut untuk pertama kalinya dalam enam dekade. Penurunan tersebut diperkirakan akan menandai awal periode panjang penurunan populasi di China, dengan implikasi mendalam bagi ekonominya dan dunia.
Baca juga: PBB Sebut Populasi India akan Jauh Melebihi China pada Pertengahan 2023
Pertumbuhan populasi tahunan India rata-rata 1,2 persen sejak 2011, turun dari 1,7 persen pada dekade sebelumnya, menurut data pemerintah.
Sebuah survei publik yang dilakukan oleh UNFPA menemukan pendapat yang paling umum dipegang di India, serta di Brasil, Mesir, dan Nigeria, adalah bahwa populasi di setiap negara “terlalu besar dan tingkat kesuburan terlalu tinggi”, kata laporan tersebut.
“Temuan survei India menunjukkan bahwa kecemasan penduduk telah merembes ke sebagian besar masyarakat umum,” kata Andrea Wojnar, perwakilan badan tersebut di India.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)