TRIBUNNEWS.COM - Militer Ukraina menepis klaim dari kepala pasukan tentara bayaran Wagner Rusia bahwa ia akan menarik pasukannya dari Bakhmut.
Ukraina mengatakan Grup Wagner justru bertahan dan menerima bala bantuan, Aljazeera melaporkan.
Militer Ukraina mengatakan pada hari Jumat (5/5/2023), bahwa pejuang Wagner memperkuat posisinya di Bakhmut dengan kemungkinan niat untuk mencoba merebut kota itu sebelum Rusia merayakan kemenangan Uni Soviet dalam Perang Dunia II pada 9 Mei 2023.
"Kami sekarang melihat mereka menarik pasukan dari seluruh garis ofensif di mana pejuang Wagner berada, untuk diarahkan ke Bakhmut," kata Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Maliar di televisi Ukraina.
Sebelumnya dalam sebuah pernyataan video, bos Wagner Yevgeny Prigozhin mengatakan anak buahnya kekurangan amunisi dari kementerian pertahanan Rusia.
Prigozhin berkata akan menarik anak buahnya dan mengharapkan tentara reguler Rusia menggantikan mereka di Bakhmut pada 10 Mei.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-437: Wagner Putuskan Tinggalkan Bakhmut
“Anak buah saya tidak akan menderita kerugian yang tidak berguna dan tidak dapat dibenarkan di Bakhmut tanpa amunisi,” kata Prigozhin dalam video.
Ia juga memperlihatkan pengumuman penarikan tertulis yang ditujukan kepada kepala staf umum Rusia, kementerian pertahanan dan Presiden Vladimir Putin sebagai panglima tertinggi.
Pengumuman itu, mengatakan "birokrat" telah menahan pasokan meskipun mengetahui bahwa target Wagner untuk merebut kota itu adalah 9 Mei, ketika Moskow mengadakan parade Hari Kemenangan.
Pertempuran di Bakhmut, yang dianggap Rusia sebagai batu loncatan ke kota-kota lain di wilayah Donbas Ukraina, telah menjadi perang yang paling intens.
Pertempuran di wilayah itu telah menelan ribuan nyawa di kedua sisi selama berbulan-bulan.
Terlepas dari klaim penarikan Prigozhin, militer Ukraina belum melihat tanda-tanda penarikan pasukan Wagner dari Bakhmut dalam waktu dekat, kata perwakilan intelijen militer Ukraina Andriy Chernyak kepada kantor berita RBK-Ukraina.
Militer Ukraina juga membantah klaim Prigozhin bahwa pasukan Rusia di Bakhmut kekurangan amunisi.
“Hari ini saja, 520 peluru ditembakkan dari berbagai jenis artileri di Bakhmut dan daerah sekitarnya,” kata juru bicara militer Ukraina Serhii Cherevatyi.
Ia mengatakan, Prigozhin hanya mencoba memberi alasan atas kematian pasukannya, yang berjumlah lebih dari 100 per hari, karena kekurangan amunisi.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan dia tidak dapat mengomentari ancaman Prigozhin untuk mundur dan menyebut itu adalah masalah militer.
Baca juga: Rusia Tak Pasok Senjata, Wagner Ancam akan Mundur dari Bakhmut pada 10 Mei
Sebelumnya pada hari Jumat, Prigozhin terekam dikelilingi oleh mayat yang ia sebut adalah pejuang Wagnernya.
Ia meneriakkan makian kepada Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dan Kepala Staf Umum Valery Gerasimov.
Prigozhin mengatakan, Shoigu dan Gerasimov harus memikul tanggung jawab atas "puluhan ribu Wagner yang tewas dan terluka".
Pakar: Kata-kata Prigozhin tidak bisa dipegang begitu saja
Ocehan selama berbulan-bulan oleh Prigozhin memperjelas bahwa kata-katanya tidak bisa dipegang begitu saja, kata analis militer.
"Prigozhin dan tentara bayarannya adalah elemen penting dari intelijen militer Rusia, jadi kami tidak percaya apa pun yang dia katakan," kata Kimberly Marten, seorang profesor di Barnard College dan Universitas Columbia yang berspesialisasi dalam masalah keamanan Rusia.
Marten menyebut, bahwa akan sangat bodoh bagi komandan militer mana pun untuk "menyiarkan" niat mereka kepada musuh mereka lima atau enam hari sebelumnya.
“Ini semua asap dan cermin, jadi kami hanya menebak-nebak,” katanya.
Yohann Michel, seorang analis di International Institute for Strategic Studies di London, mengatakan pernyataan Prigozhin tampak seperti upaya untuk mengalihkan kesalahan atas kegagalan merebut Bakhmut.
Baca juga: Delegasi Ukraina Pukul Wajah Pejabat Rusia di Turki, Ini Kronologinya
Michel juga mempertanyakan apakah Prigozhin meminta pasukannya untuk mundur tanpa izin Kremlin.
"Jika Putin ingin dia berperang, dia akan memaksanya dengan satu atau lain cara untuk melakukannya."
Analis Austria Gerhard Mangott mengatakan jika Prigozhin benar-benar mundur, maka itu akan terlalu cepat bagi angkatan bersenjata reguler Rusia untuk mengambil alih posisi para pejuang Wagner di dalam dan sekitar Bakhmut.
“Jika dia benar-benar bersungguh-sungguh … ini akan memberikan kesempatan kepada angkatan bersenjata Ukraina untuk merebut sebagian, atau seluruh Bakhmut dari Rusia,” katanya, sambil menambahkan bahwa ini akan menjadi bencana bagi Putin dan Shoigu.
Shoigu tidak segera menanggapi Prigozhi.
Tetapi kementeriannya melaporkan pada hari Jumat bahwa dia memerintahkan seorang pejabat tinggi untuk memastikan pasokan dari semua senjata dan peralatan militer yang diperlukan untuk pasukan Rusia.
Selain itu, berlawanan dengan visibilitas Prigozhin, sebuah video resmi menunjukkan Shoigu memeriksa tank dan peralatan militer lainnya yang ditujukan untuk pasukan Rusia di Ukraina.
Pada akhir tahun lalu, Amerika Serikat memperkirakan Wagner memiliki sekitar 50.000 personel yang bertempur di Ukraina.
Jumlah itu termasuk 10.000 kontraktor dan 40.000 narapidana yang telah didaftarkan Wagner.
Pada bulan Februari, AS memperkirakan Wagner telah menderita lebih dari 30.000 korban sejak invasi skala penuh pada Februari 2022, dengan sekitar 9.000 pejuang tewas dalam pertempuran.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)