Seiji Osaka, seorang anggota parlemen senior dari Partai Demokratik Konstitusional Jepang, mengatakan pemecatan seharusnya dilakukan lebih awal, menurut kantor berita Kyodo.
"Ini sudah terlambat. Saya menduga (Kishida) menunjuk seseorang yang tidak mampu (menjadi) pembantu perdana menteri untuk jabatan itu," kata Osaka, dikutip dari Channel News Asia.
Skandal Shotaro Kishida
Baca juga: Pertemuan Bilateral dengan PM Kishida, Presiden Jokowi Bahas Peningkatan Kemitraan Indonesia-Jepang
Fumio Kishida menunjuk putranya, Shotaro Kishida, sebagai sekretaris kebijakan, satu dari delapan jabatan sekretaris perdana menteri, pada bulan Oktober 2022.
Penunjukan itu, dilihat sebagai langkah untuk mempersiapkannya sebagai ahli warisnya, dikritik di media sebagai nepotisme.
Skandal partai itu bukan pertama kalinya Shotaro Kishida mendapat kecaman karena memanfaatkan posisi resminya untuk kegiatan pribadi.
Dia sebelumnya ditegur karena menggunakan mobil kedutaan untuk tamasya pribadi di Inggris dan Paris.
Shotaro juga dikritik karena membeli suvenir untuk anggota kabinet di sebuah department store mewah di London ketika dia menemani ayahnya dalam perjalanan.
Kepala sekretaris kabinet Hirokazu Matsuno sebelumnya menyebut pesta di kediaman resmi itu tidak pantas.
Ia berjanji untuk memastikan pengelolaan fasilitas yang tepat untuk mencegah penyalahgunaan di masa mendatang.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Fumio Kishida