TRIBUNNEWS.COM - Kementerian pertahanan Rusia mengklaim pada hari Rabu (31/5/2023) bahwa pasukannya telah menghancurkan "kapal perang terakhir" Ukraina dua hari lalu di pelabuhan Odesa dengan serangan rudal.
Angkatan laut Ukraina menolak berkomentar, Independent melaporkan.
“Kapal perang terakhir angkatan laut Ukraina, Yuriy Olefirenko, dihancurkan di kapal perang yang berlabuh di pelabuhan Odesa,” kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov.
Konashenkov mengatakan kapal itu telah dihantam dengan "senjata presisi tinggi" pada 29 Mei, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Oleh Chalyk, juru bicara angkatan laut Ukraina, mengatakan pihaknya tidak akan menanggapi pernyataan apa pun yang dibuat sepihak oleh Rusia.
Angkatan Laut Ukraina juga tidak akan mengungkapkan informasi apa pun tentang kerugian selama perang, tambahnya.
Sebelumnya, Rusia mengklaim bahwa pesawat tak berawak Ukraina memicu kebakaran di kilang minyak di Rusia selatan.
Selain itu, serangan udara juga menghantam sebuah kota Rusia dekat perbatasan untuk ketiga kalinya dalam seminggu, merusak bangunan dan membakar kendaraan.
Sementara itu, berikut perkembangan lainnya seputar situasi perang Rusia-Ukraina.
Tersisa 500 Orang di Bakhmut
Hanya ada sekitar 500 orang yang masih tinggal di Bakhmut, menurut walikota kota itu Oleksii Reva.
Jumlah itu jauh dibandingkan dengan 70.000 orang yang tinggal di kota Ukraina timur itu sebelum perang meletus.
Bakhmut menjadi sasaran pertempuran sengit selama setahun terakhir.
Baik Ukraina dan Rusia mengklaim sama-sama menguasai kota tersebut.