2. Gencatan senjata rapuh, pembicaraan damai yang ditangguhkan
AS dan Arab Saudi menangguhkan pembicaraan gencatan senjata pada Kamis malam karena pelanggaran berulang terhadap beberapa gencatan senjata, kata negara-negara itu dalam pernyataan bersama.
Baca juga: Evakuasi Susulan, 10 WNI Dipulangkan dari Sudan Lewat Jeddah
Tentara Sudan mundur dari pembicaraan sehari sebelumnya, mengatakan RSF tidak mengimplementasikan bagian dari kesepakatan yang telah ditandatangani beberapa hari sebelumnya.
Pemerintahan Biden mengatakan masih berkoordinasi dengan mitra mediatornya Arab Saudi, serta Uni Afrika dan aktor lain di kawasan itu, untuk mendesak pihak yang bertikai agar mengakhiri konflik.
3. Pertempuran masih berlanjut
Dalam pola yang menandai berlanjutnya pelanggaran gencatan senjata, penduduk mengatakan tembakan artileri berat terdengar di kota-kota di negara bagian Khartoum pada Kamis, termasuk di Omdurman utara dan Khartoum Utara.
Penembakan terjadi meskipun ada gencatan senjata yang dimaksudkan untuk berlangsung hingga Sabtu malam.
Penembakan artileri lebih banyak terjadi di bagian selatan ibu kota, Khartoum, pada Kamis, tambah Morgan, dengan tentara Sudan berusaha mengambil kendali pangkalan militer di sana milik RSF.
Di luar Khartoum, wilayah Darfur terus menjadi sarang kekerasan.
Sebuah kelompok hak asasi regional mengatakan minggu lalu saja setidaknya 50 orang telah tewas di kota paling barat el-Geneina, yang telah mengalami pemadaman komunikasi selama lebih dari 10 hari.
4. Situasi kemanusiaan
Badan pengungsi PBB mengatakan pada hari Kamis bahwa lebih dari 100.000 orang telah melarikan diri dari kekerasan di Sudan ke negara tetangga Chad, dengan jumlah itu kemungkinan berlipat ganda dalam tiga bulan ke depan.
Baca juga: Perang Saudara di Sudan Sudah 1 Bulan hingga Kini Belum Ada Solusi Damaikan SAF dan RSF Paramiliter
Chad, salah satu negara termiskin di dunia, telah menampung sekitar 600.000 pengungsi sebelum konflik.
Selain itu, kelompok bantuan terus menghadapi masalah, dengan Program Pangan Dunia melaporkan bahwa hampir 17.000 ton (15.400 ton) bantuan makanan telah dijarah sejak awal konflik.
Selain itu, jam malam diberlakukan minggu ini di kota Port Sudan, titik evakuasi utama, yang juga menjadi pangkalan PBB, kelompok bantuan, dan diplomat.
Warga mengatakan bus telah dihentikan memasuki kota.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)