News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kerusuhan di Paris

Kerusuhan di Kota Paris, Ada Sekitar 6.500 WNI yang Tinggal di Paris

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para pengunjuk rasa bentrok dengan polisi anti huru hara CRS di Porte d'Aix di Marseille, Prancis selatan pada 30 Juni 2023, terkait penembakan seorang pengemudi remaja oleh polisi Prancis di pinggiran kota Paris pada 27 Juni. Kerusuhan terjadi sebagai tanggapan atas pembunuhan tersebut Nahel yang berusia 17 tahun, yang kematiannya telah menghidupkan kembali keluhan lama tentang kepolisian dan profil rasial di pinggiran kota berpenghasilan rendah dan multi-etnis Prancis. (Photo by CHRISTOPHE SIMON / AFP)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kerusuhan di Kota Paris, Prancis, kian meluas.

Terjadi penjarahan di sejumlah tempat dan rumah wali kota jadi sasaran massa.

Sejauh ini ribuan orang telah ditangkap.

Dikhawatirkan eskalasi kerusuhan semakin meningkat.

Lalu bagaimana nasib Warga Negara Indonesia (WNI)  yang berada di Paris?

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Judha Nugraha memastikan tidak ada WNI yang menjadi korban di kerusuhan prancis.

Baca juga: Kericuhan Prancis: Kematian pemuda yang memicu kerusuhan di pinggiran kota Paris

Sekitar 6.500 WNI yang berada di Paris, Judha memastikan tidak ada satu pun yang menjadi korban dalam kerusuhan yang terjadi di Prancis.

“Hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban dari kerusuhan yang ada,” ujarnya saat ditemui, Minggu (2/7/2023).

Selain itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Prancis sudah menyiapkan upaya perlindungan jika kerusuhan semakin memburuk.

Kemenlu juga mengimbau kepada seluruh WNI Indonesia yang sedang berada di Prancis untuk selalu waspada dan melapor ke KBRI Prancis jika mengalami ancaman.

“Kami juga sudah menyampaikan imbauan kepada seluruh WNI yang ada di Prancis. Pertama untuk berhati-hati, tingkatkan kewaspadaan dan kemudian jauhi lokasi-lokasi kerumunan massa,” ujarnya.

Pemicu Kerusuhan

Kerusuhan di Prancis yang dipicu penembakan seorang remaja keturunan Aljazair berusia 17 tahun oleh polisi pada Selasa (27/6/2023).

Kerusuhan terus masih berkobar hingga Sabtu (1/7/2023) dini hari waktu setempat.

Dalam kurun 24 jam terakhir, Kementerian Dalam Negeri Prancis melaporkan 1.311 orang ditangkap terkait kerusuhan.

Kerusuhan yang terjadi sejak Selasa lalu ini pun menyebar ke kota-kota di luar Paris. Kota-kota besar seperti Lyon dan Marseille pun didera kerusuhan.

Polisi Marseille menyebut, perusuh "sangat gesit" menimbulkan kebakaran dan menjarah.

Polisi di Marseille pun menangkap 88 orang terduga perusuh per Sabtu pukul 02.00 dini hari waktu setempat.

Perusuhan di Marseille juga disebut merangsek ke toko senjata api dan menjarah isinya. Sebuah supermarket di Marseille juga dibakar.

"Di Marseille, penjarahan dan kerusuhan yang ada tidak bisa diterima," kata Wali Kota Marseille Benoit Payan, sebagaimana dikutip The Guardian.

Pemerintahan Presiden Emmanuel Macron telah menerjunkan 45.000 personel polisi untuk meredam kerusuhan di berbagai penjuru negeri.

Macron pun meminta para orang tua mencegah anaknya ke luar rumah.

Pemerintah Prancis melaporkan sekitar 2.500 toko dan bangunan dijarah atau dibakar sejauh ini. Perusuh pun membakar kendaraan dan bentrok dengan polisi.

Macron menyebut sepertiga dari jumlah perusuh merupakan anak muda, bahkan sebagiannya di bawah umur.

Presiden Prancis itu mengingatkan para perusuh di bawah umur ini merupakan tanggung jawab orang tua.

"Terkadang kita merasa sebagian dari mereka hidup di jalanan, permainan video telah meracuni mereka," kata Macron.

Sejauh ini, pemerintahan Macron belum menetapkan status darurat untuk meredakan kerusuhan.

Langkah seperti demikian pernah digunakan pemerintah Prancis usai kerusuhan besar pecah pada 2005 silam usai kematian dua remaja di tangan polisi.

Kerusuhan meluas di Prancis meletus usai seorang remaja 17 tahun bernama nahel ditembak mati polisi saat pengecekan lalu lintas.

Nahel kemudian dimakamkan di kampung halamannya, Nanterre, dekat Paris pada Sabtu hari ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini