TRIBUNNEWS.COM - Pria Rusia, MR (40), menanam chip ke dalam otaknya untuk melihat dan mengendalikan mimpi.
Pria yang bukan ahli medis itu melakukan operasinya sendiri dengan menggunakan bor genggam.
Ia mendapat ide untuk memasang elektroda di otaknya lebih dari setahun yang lalu.
MR telah menarik perhatian banyak orang karena konten eksperimen sesatnya yang dibagikan melalui media sosial.
Ia juga menulis tentang penelitiannya tentang kelumpuhan tidur, keadaan keluar tubuh, dan proyeksi astral.
Pada Juni 2023, MR memilih dirinya sendiri sebagai subjek uji coba untuk eksperimennya.
Baca juga: Pria Rusia Ancam akan Pukul Wanita di Jerman yang Disangka Orang Ukraina
Awalnya, dia mempertimbangkan untuk meminta bantuan ahli bedah saraf profesional.
Namun, karena sejumlah faktor, termasuk kemungkinan pertanggungjawaban pidana bagi dokter yang melakukan operasi, dia akhirnya memilih untuk melakukan semuanya sendiri di apartemennya.
MR menggunakan bor yang dia beli di toko perangkat keras untuk menjalankan eksperimennya.
Ia lalu mempelajari video-video YouTube tentang bedah saraf selama berjam-jam.
Kemudian, MR menguji apa yang ia pelajari itu dengan membedah lima domba.
Eksperimen Tanam Chip yang Gagal
Baca juga: Media Independen Moskow Laporkan 50.000 Pria Rusia Tewas Selama Perang di Ukraina
MR mengatakan dia melakukan operasi pada 17 Mei 2023.
Namun, karena kurangnya pengalaman bedah, MR melaporkan kehilangan hampir satu liter darah selama empat jam operasi dan hampir meninggal.
MR memperingatkan pengikutnya di media sosial agar tidak mengikuti apa yang ia lakukan karena sangat berbahaya.
“Jangan ulangi! Ini jauh lebih sulit dan lebih berbahaya dari yang Anda bayangkan. Video empat jam dari operasi tersebut dengan jelas menunjukkan hal ini,” kata MR kepada para pengikutnya di media sosial.
Dalam rekaman operasinya yang mengerikan, MR terlihat menahan kulit di kepalanya menggunakan klip kertas.
Ia lalu mengoperasi bagian belakang tengkoraknya.
MR kemudian memasukkan implan platinum dan silikon ke dalam otaknya, yang menurutnya memungkinkan dia menggunakan listrik untuk memicu tindakan tertentu dalam mimpi.
Baca juga: Pria Rusia Tewas Diserang Hiu di Laut Merah Mesir, Sempat Teriak Papa, Papa
Namun, lima minggu setelah operasi yang gagal, MR pergi ke rumah sakit untuk melepas chip tersebut.
"Saya senang saya selamat tetapi saya siap untuk mati," katanya kepada wartawan akhir pekan lalu.
Meski demikian, dia berpendapat 'elektroda' miliknya berpotensi dapat menjadi alat untuk mengendalikan mimpi.
Ahli bedah saraf profesional seperti Alex Green dari Universitas Oxford mengecam tindakan MR yang sangat berbahaya.
Ia memperingatkan, operasi semacam itu hanya boleh dilakukan oleh ahli yang berkualifikasi.
"Segala macam komplikasi bisa saja terjadi," kata Alex Green kepada wartawan.
“Misalnya, jika dia menyebabkan pendarahan dari pembuluh darah kortikal atau pembuluh darah intraserebral, dia bisa mengalami stroke dengan defisit permanen atau kematian,” katanya.
Alex Green menambahkan, MR sekarang kemungkinan besar berisiko terkena epilepsi.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Rusia