TRIBUNNEWS.COM - Jumlah korban jiwa akibat gedung yang runtuh di China, meningkat menjadi 12 orang.
Korban terakhir telah dievakuasi pada Senin (24/7/2023) sekitar pukul 10.00 pagi.
Sebelumnya, sebuah gedung gym di sekolah menengah di Kota Qiqihar, Provinsi Heilongjiang, China, runtuh pada Minggu (23/7/2023) pukul 14.56 waktu setempat.
Dilaporkan, ada 19 orang yang berada di lokasi ketika gedung itu runtuh.
Empat orang berhasil melarikan diri dan 15 orang terjebak di reruntuhan.
Sebuah tim bola voli putri dilaporkan sedang berlatih di gym pada saat atap gedung itu ambruk, seperti diberitakan Xinhua.
Baca juga: Viral 7 Ekor Sapi Dipelihara di Balkon Apartemen Lantai 5 di China, Tetangga Lapor Petugas
"Para siswa baru saja kembali ke sekolah beberapa hari yang lalu setelah mengikuti kompetisi di luar kota," kata seorang saksi mata kepada radio pemerintah.
"Mereka memberi tahu saya bahwa putri saya telah pergi tetapi kami tidak pernah melihat anak itu," kata seorang pria yang datang ke lokasi untuk mencari anaknya.
"Semua anak memiliki wajah berlumuran lumpur dan darah ketika mereka dikirim ke rumah sakit. Saya memohon, tolong izinkan saya mengidentifikasi anak itu. Bagaimana jika itu bukan anak saya?" kata pria itu, dikutip dari Reuters.
Laporan awal tidak merinci usia para korban.
Baca juga: Ayah di China Menghukum Anaknya, Menggantungnya dengan Posisi Terbalik di Jendela
Setidaknya satu dari korban tewas diidentifikasi sebagai pelajar oleh media pemerintah China.
Selain itu, empat orang lainnya terluka akibat runtuhnya gedung itu.
Investigasi atas insiden tersebut sedang berlangsung.
Pemandangan udara dari tempat kejadian dari gambar-gambar media sosial menunjukkan atap yang benar-benar runtuh dengan petugas penyelamat di gym di samping batu-batu besar beton.
Gambar lain menunjukkan derek besar diangkat di sisi gedung sekolah saat upaya penyelamatan berlanjut.
Dugaan Penyebab Runtuhnya Gedung di China
Baca juga: Jelang Latihan Militer Besar-besaran Taiwan, China Terbangkan 37 Pesawat Tempur ke Kawasan Tersebut
Investigasi awal menunjukkan, keruntuhan itu mungkin disebabkan oleh bahan konstruksi yang salah tempat yang disebut perlit yang tertinggal di atap gym selama pekerjaan konstruksi di gedung yang berdekatan.
Material tersebut bertambah berat setelah direndam dalam air yang dibawa oleh curah hujan pada Minggu (23/7/2023).
Hal ini diduga menyebabkan keruntuhan karena atap kelebihan beban, menurut penyelidikan awal.
Polisi setempat telah menahan kepala kontraktor konstruksi yang bertugas membangun kompleks pengajaran yang berdekatan, seperti diberitakan The New York Times.
Pihak berwenang mengatakan mereka sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut atas kasus tersebut.
Orang-orang berkumpul di depan gerbang sekolah pada Senin (24/7/2023) untuk meletakkan bunga dan turut berduka cita.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait China