News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Kemesraan Rusia-Korea Utara, Putin Kirim Surat, Kim Jong Un Pamer Rudal Balistik Antarbenua Terbaru

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un memamerkan persenjataan yang dimiliki negaranya ke Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu saat delegasi Rusia berkunjung ke Pyongyang Rabu (26/7/2023) untuk menghadiri perayaan peringatan 70 tahun gencatan senjata Perang Korea di Pyongyang, yang lazim ditandai dengan parade militer besar-besaran.

Kemesraan Rusia dan Korea Utara, Putin Kirm Surat, Kim Jong Un Pamer Rudal Balistik Antarbenua Terbaru

TRIBUNNEWS.COM - Korea Utara mengundang delegasi Rusia yang dipimpin langsung oleh Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu pada Rabu (26/7/2023) di Pyongyang.

Selain delegasi Rusia, pemerintah Korea Utara juga mengundang perwakilan pejabat China.

Mereka diundang untuk menghadiri perayaan peringatan 70 tahun gencatan senjata Perang Korea di Pyongyang, yang lazim ditandai dengan parade militer besar-besaran.

Baca juga: Kerahkan 100 Tank Leopard 2, Tiga Batalyon Pasukan Ukraina Tembus Pertahanan Rusia

Pamerkan Rudal Antarbenua Terbaru

Pada pertemuan tersebut, Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un memamerkan senjata terbaru Korea Utara kepada Sergei Shoigu.

Senjata yang dipamerkan termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM), Hwasong.

Hwasong diklaim berhasil saat diuji April silam.

Rudal itu diyakini sebagai ICBM pertama di Korea Utara yang menggunakan propelan padat, membuatnya lebih cepat diluncurkan daripada bahan bakar cair.

Selain Hwasong, juga dipamerkan dua desain drone baru.

Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un memamerkan persenjataan yang dimiliki negaranya ke Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu saat delegasi Rusia berkunjung ke Pyongyang Rabu (26/7/2023) untuk menghadiri perayaan peringatan 70 tahun gencatan senjata Perang Korea di Pyongyang, yang lazim ditandai dengan parade militer besar-besaran.

NK News, sebuah situs spesialis yang berfokus pada Korea Utara menyebut satu di antara drone yang dipamerkan adalah pesawat nirawak yang mirip drone serbu utama yang digunakan oleh Angkatan Udara AS.

Kunjungan  Shoigu datang di tengah tuduhan bahwa Pyongyang memasok Rusia dengan senjata untuk digunakan dalam perang di Ukraina.

Tuduhan ini dibantah oleh Pyongyang dan Moskow.

Kantor berita Korea Utara KCNA, mengatakan Kim dan Shoigu membahas "masalah yang menjadi perhatian bersama" di bidang pertahanan nasional dan lingkungan keamanan internasional.

Kunjungan para delegasi untuk perayaan peringatan 70 tahun gencatan senjata Perang Korea - diklaim sebagai Hari Kemenangan Korea Utara, sebagai akhir dari permusuhan Korut dan Korsel tahun 1953, diperkirakan akan selesai pada hari Kamis dengan parade militer yang besar.

Pada kenyataannya, kedua kubu Korea secara teknis masih berperang karena tidak ada kesepakatan damai yang tercapai saat konflik berakhir.

Rusia dan China adalah sekutu lama Korea Utara.

Kunjungan mereka menandai pertama kalinya Kim membuka pintu bagi tamu asing sejak pandemi Covid.

Terakhir kali Pyongyang mengundang delegasi pemerintah asing untuk parade militer adalah pada Februari 2018.

Presiden Putin Kirim Surat

Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu memuji Militer Korea Utara sebagai yang terkuat di dunia menurut lansiran kantor berita Korut. Pujian itu disampaikan saat delegasi Rusia memenuhi undangan Kim Jong Un dalam acara peringatan 70 Tahun Perang Korea. (REUTERS)

Selain memamerkan persenjataan yang dimiliki Korea Utara, Kim Jong Un juga berbincang secara hangat dengan Shoigu.

Dalam pertemuan itu, Shoigu memberikan surat bertanda tangan dari Presiden Rusia Vladimir Putin ke Kim Jong Un.

KCNA, menambahkan, Shoigu menyebut militer Korea Utara "yang paling kuat" di dunia.

Delegasi China yang berkunjung, dipimpin oleh anggota politbiro China, Li Hongzhong, juga menyerahkan surat pribadi dari Presiden China Xi Jinping kepada Kim Jong Un.

Kim dilaporkan mengatakan kepada Li bahwa "rakyat Korea tidak akan pernah melupakan fakta bahwa prajurit pemberani dari Relawan Rakyat China menumpahkan darah untuk membawa kemenangan perang".

Beijing telah mengirim pasukan pada musim gugur 1950 untuk mendukung Korea Utara dalam perang melawan Korea Selatan.

Uni Soviet saat itu juga mendukung Korea Utara dalam perang tersebut.

Sejak runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, Rusia tetap menjadi sekutu alami bagi Korea Utara karena ketidaksukaan mereka terhadap AS.

Beberapa analis mengatakan penyertaan utusan China dan Rusia dalam parade Hari Kemenangan tahun ini mengisyaratkan kemungkinan pelonggaran pembatasan Covid.

Ini terjadi beberapa minggu setelah gambar warga Korea Utara berjalan-jalan tanpa masker ditampilkan di media pemerintah.

Negara tertutup itu telah menutup diri dari semua hubungan perdagangan dan diplomatik pada awal 2020, bahkan dengan Rusia dan China, mitra ekonomi, dan politik utamanya.

Shoigu: Korut Mitra Penting Rusia

Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu disambut Menteri Pertahanan Korea Utara, Kang Sun Nam di bandara internasional Sunan di Pyongyang. (Russian Defense Ministry)

Pada kunjungan yang sama, Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu juga berbincang dengan Menteri Pertahanan Korea Utara, Kang Sun Nam.

Secara terbuka, Shoigu menyebut, Korea Utara sebagai mitra penting Rusia.

"Bagi Rusia, Republik Rakyat Demokratik Korea adalah mitra penting, yang dengannya kami berbagi perbatasan yang sama dan sejarah kerja sama yang kaya," kata Shoigu menurut pernyataan kementerian Korea Utara.

Kementerian Pertahanan Utara juga merilis rekaman pertemuan meja bundar dengan para pejabat pertahanan, yang menurut Shoigu akan "berkontribusi untuk memperkuat kerja sama antara kementerian pertahanan kedua negara."

Shoigu lalu berterima kasih kepada rekan-reannya di Korea Utara atas program kaya yang ditawarkan.

"Sejak menit pertama saya merasakan perhatian dan perhatian Anda," katanya

Rusia, sekutu bersejarah Korea Utara, adalah salah satu dari segelintir negara yang menjalin hubungan persahabatan dengan negara tertutup tersebut.

(oln/BBC/TheMoscowTimes)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini