TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengomentari laporan itu dengan mengatakan semua upaya Ukraina telah dipukul mundur oleh pasukannya.
Sebelumnya, Ukraina dilaporkan telah mengintensifkan serangan ke Rusia dalam serangan balasannya di Zaporizhzhia pada Rabu (26/7/2023).
"Kyiv telah mengintensifkan pertempuran dan serangan utama ke arah Zaporizhzhia," kata Vladimir Putin di sela-sela KTT Rusia-Afrika di St. Petersburg, Rusia, Kamis (27/7/2023).
"Musuh tidak berhasil di salah satu area bentrokan. Semua upaya serangan balik dihentikan, musuh dipukul mundur dengan kerugian besar," lanjutnya.
Ia mengatakan, Ukraina menderita banyak korban selama pertempuran, yang kehilangan 39 peralatan militer, termasuk 26 tank, pada Rabu (26/7/2023) di Zaporizhzhia.
"Selain peralatan militer, musuh kehilangan personel yang sangat besar, lebih dari 200 orang. Tapi perbedaannya sangat besar, (korban) kami 10 kali lebih sedikit daripada musuh," kata Vladimir Putin, dikutip dari Sputnik.
Baca juga: Pertahanan Rusia Masih Tangguh, Tank-Tank Ukraina yang Dipasok Barat Rontok Kena Ranjau
Ukraina Kirim Ribuan Pasukan ke Zaporizhzhia
Ukraina telah mengirimkan ribuan pasukan di Zaporizhzhia dalam beberapa hari terakhir.
Serangan balasan Ukraina menghadapi pertahanan Rusia yang mengakar kuat yang menampilkan ladang ranjau, parit, dan rintangan anti-tank, seperti diberitakan The Associated Press (AP).
Militer Ukraina telah menahan sejumlah besar pasukan terlatih.
Beberapa pasukan itu dilengkapi dengan senjata Barat yang lebih kuat, sejak operasi dimulai pada awal Juni 2023.
Baca juga: Kerahkan 100 Tank Leopard 2, Tiga Batalyon Pasukan Ukraina Tembus Pertahanan Rusia
Meskipun masih mempertahankan beberapa kekuatan tempur sebagai cadangan, kini Ukraina telah mengerahkan sebagian besar pasukan untuk serangan balasan.
Dorongan baru ini, yang mencakup penyebaran senjata yang dipasok Barat dan peningkatan jumlah tentara.
Seorang pejabat Barat mengatakan, peningkatan jumlah pasukan dan senjata telah difokuskan di wilayah Zaporizhzhia.