Dalam riset untuk laporannya tersebut, Proekt menelusuri kontrak publik antara perusahaan yang seluruhnya atau sebagian dimiliki oleh (mereka yangmasuk ) daftar terbaru Forbes dari 200 orang terkaya Rusia dan pabrik-pabrik militer Rusia, Kementerian Pertahanan atau Garda Nasional (Rosgvardiya).
Hasilnya, laporan Proekt mencantumkan informasi terperinci tentang 81 perusahaan taipan dan hubungan bisnis antara perusahaan-perusahaan ini dan militer Rusia.
Proekt juga menelusuri garis dari para miliarder hingga insiden atau 'kekejaman' tertentu yang diduga dilakukan oleh tentara Rusia di Ukraina.
Wartawan Proekt melaporkan bahwa kendaraan tempur infanteri amfibi BMD-4, yang digunakan tentara Rusia di Bucha, Ukraina untuk setidaknya satu penembakan yang terekam terhadap mobil sipil, diproduksi dengan bantuan perusahaan yang dimiliki oleh taipan Rusia.
"Rusal Ural, yang dimiliki bersama oleh grup Victor Vekselberg, memasok bubuk aluminium ke produsen rudal Arkan yang digunakan oleh BMD-4M," kata Proekt dilansir The Moscow Times.
Sebelum perang tahun lalu, Vekselberg mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa "tidak ada orang yang menginginkan perang" di Rusia.
"Miliarder Rusia, Oleg Deripaska, yang memiliki perusahaan Barnaultransmash, juga memasok bubuk aluminium untuk pembuatan rudal Arkan," lapor Proekt.
Menyusul invasi Rusia ke Ukraina, Deripaska mengatakan bahwa perdamaian diperlukan "sesegera mungkin" dan menekankan bahwa "menghancurkan Ukraina akan menjadi kesalahan besar."
Proekt juga merinci bagaimana para oligarki Rusia (para pengusaha dengan grup bisnis menggurita) termasuk Alexei Mordashov, Mikhail Fridman, Yuri Kovalchuk, Petr Aven dan lainnya telah dikaitkan dengan pembuatan seri senapan Kalashnikov AK-100 yang digunakan militer Rusia di Ukraina.
(oln/*/TMT/)