Kedua, resolusi soal upaya menciptakan perdamaian berkelanjutan di Myanmar.
"Seperti kita ketahui, telah terjadi konflik politik di Myanmar setidaknya sejak Junta Militer mengambil alih pemerintahan. Konflik ini telah menewaskan lebih dari 6000 warga sipil dan berbagai kekerasan yang masuk kategori pelanggaran HAM. Karena itu, kita ingin mendorong parlemen melakukan terobosan bagi penyelesaian konflik di Myanmar," ucap Fadli.
Ketiga, DPR RI mengusulkan resolusi mengenai transisi hijau untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan rendah karbon.
Dalam hal ini, DPR RI ingin mendorong agar transisi hijau dapat diintegrasikan ke dalam agenda pembangunan masing-masing negara.
Keempat, DPR RI juga mengusulkan satu draf resolusi yang berkaitan dengan pekerjaan dan keterampilan hijau.
"Kita melihat bahwa aspek penyiapan sumber daya manusia atau tenaga kerja dalam upaya menuju transisi hijau masih belum maksimal. Melalui resolusi ini, kita ingin mendorong gerakan masif dari parlemen dalam upaya menyiapkan tenaga kerja hijau," ujarnya.
Baca juga: Junta Myanmar Umumkan Pemotongan Hukuman Penjara Aung San Suu Kyi
Kelima, dalam aspek kepemudaan, DPR RI mengusulkan resolusi mengenai penguatan keterlibatan generasi muda dalam pembangunan inklusif, transformasi ekonomi dan partisipasi demokratis.
Parlemen di setiap negara anggota, didorong agar memberikan dukungan penuh bagi pelibatan generasi muda sebagai motor pembangunan dan demokrasi.
Dan keenam, DPR RI mengusulkan resolusi mengenai peningkatan ketahanan ASEAN melalui kepemimpinan perempuan dan parlemen responsive gender.
Sidang Umum ke-44 AIPA dihadiri oleh 9 Parlemen dari seluruh negara-negara anggota AIPA–kecuali Myanmar, yakni: Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Selain kesembilan parlemen negara anggota tersebut, akan hadir pula 18 dari 20 Negara Peninjau (observer).
Selain perwakilan parlemen dari negara-negara tersebut, DPR RI juga mengundang berbagai institusi internasional dan stakeholder internasional, seperti ASEAN, Inter-Parliamentary Union (IPU), Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), Freeland Foundation, International Conservation Caucus Foundation (ICCF), Parliamentary Center of Asia (PC Asia), Food and Agriculture Organization (FAO), dan UN Women.