News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Capres Ekuador Sempat Terima Ancaman Pembunuhan dari Kartel Narkoba Sebelum Tewas Ditembak

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Capres Ekuador, Fernando Villavicencio yang tewas dalam sebuah penembakan setelah dirinya melakukan kampanye di utara ibu kota Ekuador, Quito pada Rabu (9/8/2023). Fernando Villavicencio disebut sempat menerima ancaman pembunuhan dari berbagai pihak sebelum tewas ditembak pada Rabu (9/8/2023) malam waktu setempat

Salah satunya diunggah oleh akun Twitter, @EdKrassen pada Kamis (10/8/2023).

Baca juga: Pelaku Penembakan Capres Ekuador Tewas dalam Baku Tembak dengan Polisi, Motif Belum Diketahui

Pada video berdurasi 1 menit 44 detik itu, tampak Villavicencio yang memakai kacamata, kaos, serta rompi biru gelap dan celana khaki tengah keluar dari tempat kampanye dan hendak memasuki mobil.

Villavicencio tampak dikawal dengan sejumlah petugas keamanan di antara kerumunan pendukung.

Lalu, Villavicencio memasuki mobil, dan pada momen itulah terdengar tembakan setikdanya sebanyak enam kali.

Rentetan tembakan ini pun membuat pendukung dan orang yang di sekitar lokasi kejadian panik dan merunduk.

Profil Fernando Villavicencio

Salah satu capres di Ekuador, Fernando Villavicencio tewas setelah ditembak oleh seorang pria sebanyak tiga kali usai melakukan kampanye di utara ibu kota Ekuador, Quito pada Rabu (8/8/2023) malam waktu setempat. (Wikipedia)

Dikutip dari dw.com, Fernando Villavicencio (59) merupakan mantan anggota serikat pekerja di perusahaan minyak milik negara, Petroecuador dan setelah itu bekerja sebagai jurnalis usai mengecam dugaan kerugian kontrak minya hingga jutaan dolar.

Kemudian, ia terpilih menjadi anggota dewan Ekuador pada tahun 2017 hingga masa jabatannya selesai pada bulan Mei 2023.

Villavicencio merupakan salah satu orang yang kritis menentang korupsi khususnya selama kepemimpinan Presiden Rafael Correa pada tahun 2007-2017.

Salah satu anggota tim kampanye Villavicencio mengungkapkan selama berkampanye, ia mendapat ancaman pembunuhan setiap minggu.

Sehingga ketika berpergian, Villavicencio harus dijaga oleh polisi.

Villavicencio pun meninggalkan seorang istri dan lima anaknya usai tewas ditembak.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini