News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Lengser usai 40 Tahun Berkuasa, Hun Sen Digantikan Anaknya sebagai PM Kamboja

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Kamboja Hun Sen (kiri) berpose dengan putranya Hun Manet dalam sebuah upacara di sebuah pangkalan militer di Phnom Penh pada 13 Oktober 2009. Hun Sen mengatakan pada Kamis (2/11/2021) bahwa ia mendukung putra sulungnya Hun Manet untuk mengambil alih jabatan puncak.

TRIBUNNEWS.COM - Parlemen Kamboja resmi memilih Hun Manet untuk menggantikan sang ayah, Hun Sen sebagai Perdana Menteri (PM) Kamboja baru.

Dikutip dari Aljazeera, Hun Manet dipilih oleh 123 anggota Parlemen kamboja lewat voting yang digelar pada Selasa (22/8/2023).

"Sekarang adalah hari bersejarah untuk Kamboja," kata Hun Manet.

Sebelumnya, Hun Sen mengumumkan bahwa anaknya akan menggantikannya sebagai PM Kamboja sesaat setelah klaim kemenangan partainya dalam pemilihan umum yang digelar pada akhir Juli lalu.

Partai yang menaungi Hun Sen, Partai Rakyat Kamboja (CPP) mampu meraih 120 dari 125 kursi parlemen yang tersedia.

Sejumlah pejabat dari partai pemerintah pun akan digantikan oleh anak dan kerabat lainnya.

Baca juga: Kamboja: PM Hun Sen Segera Serahkan Kekuasaan kepada Putra Sulung

Di sisi lain, kemenangan Partai Rakyat Kamboja adalah curang lantaran partai oposisi dilarang ikut serta dalam pemilu.

Kendati dikritik sejumlah pihak, CPP tetap menyatakan kemenangan mutlak.

Raja Kamboja, Norodom Sihamoni, sebenarnya telah mengangkat Hun Sen sebagai PM Kamboja pada awal Agustus.

Namun, parlemen harus tetap secara resmi menunjuk Hun Manet.

Pasca diangkat, Hun Manet bakal melanjutkan pemerintah ayahnya bersama jajaran menteri yang merupakan kerabat dan anak-anak dari sekutu Hun Sen.

Contohnya, putra bungsu Hun Sen, Hun many akan menjabat sebagai Menteri Layanan Sipil.

Sedangkan, keponakan Hun Sen, Neth Saveoun akan menjabat sebagai wakil perdana menteri.

Beberapa pengamat pun menilai peralihan kekuasaan ini layaknya dinasti di Korea Utara.

Kendati demikian, Hun Sen membantah tudingan tersebut.

Ia menegaskan pewarisan kekuasaan disusun agar dapat menjamin perdamaian dan mencegah pertumpahan darah jika dirinya meninggal saat masih menjabat.

Di sisi lain, meski mengenyam pendidikan di Inggris dan AS, Hun Manet dinilai tidak akan menerapkan pemerintahan yang lebih liberal ketimbang ayahnya.

Sebagai informasi, dengan lengsernya Hun sen, berakhirlah pemerintahan yang telah 40 tahun ia pimpin.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini