Putin Bukan Gertak Sambal, Rusia Aktifkan Mode Tempur Rudal Sarmat RS-23: Satan 2 Gerbang Perang Nuklir?
TRIBUNNEWS.COM - Rusia dilaporkan mengubah mode peluru kendali (rudal) Sarmat RS-28 yang memiliki kemampuan nuklir ke mode tempur.
Yury Borisov, kepala Roskosmos, badan antariksa Rusia, mengumumkan hal tersebut di tengah meningkatnya retorika dan ancaman bertema nuklir oleh para pejabat Rusia beberapa pekan terakhir.
Newsweek menyebut, hal ini terjadi seiring tengah kemajuan serangan balasan Ukraina yang dimulai Juni silam.
Baca juga: Barat Jor-joran Senjata ke Ukraina, Rusia: Rudal Balistik Antar-Benua Sarmat RS-28 Siap Tempur
Namun bagaimanapun, pengumuman dari Roskosmos ini membuktikan kalau ujaran Presiden Rusia, Vladimir Putin bukan sekadar gertak sambal.
Awal tahun ini, Vladimir Putin mengumumkan kalau rudal balistik antar-benua tersebut segera dikerahkan untuk tugas tempur.
“Kompleks baru Rudal Sarmat RS-28 ini memiliki karakteristik taktis dan teknis tertinggi dan mampu mengatasi semua sarana pertahanan anti-rudal modern. Ini tidak ada bandingannya di dunia dan tidak akan bertahan lama,” kata Putin saat itu.
“Senjata yang benar-benar unik ini akan memperkuat potensi tempur angkatan bersenjata kita, secara andal menjamin keamanan Rusia dari ancaman eksternal dan memberikan bahan pemikiran bagi mereka yang, di tengah hiruk pikuk retorika agresif, mencoba mengancam negara kita,” kata Putin saat itu.
Pada Februari, laporan media yang mengutip pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengklaim bahwa upaya Moskow untuk melakukan uji peluncuran intercontinental ballistic missile (ICBM) itu bertepatan dengan kunjungan Presiden AS Joe Biden ke Ukraina.
Uji coba disebut-sebut berakhir dengan kegagalan.
Sumber di Kementerian Pertahanan AS tersebut mencatat, peringatan Rusia tentang peluncuran berikutnya rudal ini datang melalui saluran media yang terkait perjanjian Pengurangan Senjata Strategis (START).
Seorang pejabat AS menyebutnya sebagai hal yang rutin dilakukan Moskow.
Namun belakangan, eskalasi pertempuran menunjukkan adanya tanda-tanda kalau Rusia memang berniat menggunakan rudal berkemampuan nuklir tersebut.
Jika niat Rusia ini benar-benar terlaksana, para pengamat memprediksi perang Rusia-Ukraina akan memasuki fase era nuklir dengan keterlibatan AS dan NATO secara langsung.
Profil Rudal Sarmat RS-28
ICBM RS-28 Sarmat, diberi nama kode Satan 2 oleh NATO, dikembangkan oleh Biro Desain JSC Makeyev dan menggantikan R-36 Voevoda, dengan nama kode Satan (Setan).
Rudal tersebut memiliki panjang 116 kaki, berat 220 ton.
Rudal dilaporkan dapat membawa hingga 15 hulu ledak nuklir ringan sebagai bagian dari Multiple Independently Targetable Re-Entry Vehicles (MIRV)," menurut Pusat Studi Strategis dan Internasional.
Setan 2 diperkirakan memiliki jangkauan antara 6.200 dan 11.180 mil (10.000 hingga 18.000 kilometer).
(oln/TMT/NW/*)