Momika, seorang aktivis terkenal anti-Islam yang tinggal di ibu kota Swedia, Stockholm, telah menghancurkan salinan Al-Quran dalam serangkaian protes baru-baru ini.
Sebagai catatan, polisi di negara Uni Eropa telah mengizinkan tindakan tersebut berdasarkan undang-undang kebebasan berpendapat.
Namun kepolisian juga menyatakan bahwa tindakan mereka yang mengizinkan demonstrasi (pembakaran Alquran) tidak berarti mendukung tindakan Momika.
Serentetan insiden pembakaran Alquran di Swedia, serta rencana protes serupa di negara tetangganya di kawasan Nordik, Norwegia, telah memicu protes kemarahan di beberapa negara mayoritas Muslim.
Para pemimpin Muslim telah meminta anggota parlemen Swedia untuk menerapkan langkah-langkah guna mencegah demonstrasi lebih lanjut yang dianggap anti-Islam.
Walaupun Stockholm mengatakan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk memberlakukan kembali undang-undang penistaan agama, yang telah dihapuskan pada tahun 1970an, pemerintahnya mengatakan bahwa mereka sedang menelaah metode untuk menolak izin protes atas insiden yang dapat menimbulkan masalah keamanan nasional.