Fidel Castro banyak memihak Rusia dalam perang dingin antara Rusia dengan Amerika Serikat.
Berkat keberpihakannya itu, Havana kemudian mendapatkan bantuan ekonomi, politik, dan militer dari Moskow.
Sementara itu, kesepakatan rahasia pada tahun 1962 yang mengizinkan Uni Soviet--sekarang Rusia--untuk menempatkan rudal nuklir di Kuba untuk menghalangi upaya baru AS untuk menginvasi pulau tersebut memicu salah satu konfrontasi paling berbahaya dalam Perang Dingin antara AS dan Uni Soviet.
Meskipun krisis rudal Kuba berakhir dengan damai setelah pemimpin Uni Soviet, Nikita Khrushchev dan Presiden AS, John F. Kennedy mencapai kesepakatan, hubungan Kuba dengan AS masih tetap tegang.
Salah satunya karena sanksi yang dijatuhkan AS terhadap Kuba selama puluhan tahun.
(Tribunnews.com/Deni)