Negara-negara anggota NATO juga mengenyampingkan bergabungnya Ukraina sebelum konflik dengan Rusia diselesaikan.
Setelah kisruh pemerintahan pada 2014 di Kiev, Ukraina menyatakan keanggotaan UE dan NATO sebagai prioritas kebijakan luar negerinya, dan memasukkan aspirasi ini ke dalam konstitusinya.
Sikap tersebut turut memicu ketegangan dengan Rusia, yang menganggap NATO sebagai organisasi yang bermusuhan dan selama beberapa dekade menolak ekspansi NATO di Eropa.
Blok tersebut pertama kali berjanji bahwa Ukraina pada akhirnya akan menjadi anggota pada pertemuan puncak tahun 2008 di Bukares.
Rusia telah meminta agar Ukraina menjadi negara netral yang tidak menampung pasukan militer asing.
Pada tahun 2021, Moskow berusaha untuk merundingkan pengaturan keamanan yang dapat mengatasi kekhawatirannya atas pertahanan nasional mereka.
Rusia juga menyerukan NATO untuk menarik infrastruktur militernya dari perbatasan Rusia dan menghentikan ekspansinya.
Namun usulan tersebut ditolak.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut keterlibatan NATO di Ukraina sebagai salah satu alasan utama Moskow memulai operasi militernya melawan Kiev tahun lalu.
Berbicara kepada anggota parlemen Eropa, Stoltenberg menegaskan kembali posisi NATO kalau Rusia tidak dapat memveto keanggotaan negara merdeka berdaulat mana pun di Eropa.