TRIBUNNEWS.COM - Tentara dan tim pencari berjuang menjangkau area terpencil di Maroko yang terkena dampak gempa yang menewaskan setidaknya 2.497 orang.
Dilaporkan Associated Press, PBB memperkirakan sekitar 300.000 orang terkena dampak gempa M 6,8 yang mengguncang Maroko pada Jumat (8/9/2023) malam.
Gempa diperparah karena pusat gempa relatif dangkal.
Sebagian besar kerusakan dan kematian terjadi di provinsi Al Haouz di Pegunungan High Atlas, di mana jalan-jalan yang curam dan berkelok-kelok terhalang oleh puing-puing.
Warga terkadang membersihkan sendiri bebatuan tersebut.
Orang-orang bersorak ketika truk penuh tentara tiba pada hari Minggu di kota Amizmiz.
Baca juga: Gempa Maroko: Separuh penduduk desa tewas atau hilang
Namun mereka memohon bantuan lebih lanjut.
“Ini adalah bencana,” kata Salah Ancheu, salah satu korban selamat di kota tempat rumah-rumah di lereng gunung dan menara masjid runtuh.
“Kami tidak tahu bagaimana masa depannya. Bantuannya masih belum mencukupi,” kata pria berusia 28 tahun itu.
Unit-unit tentara dikerahkan pada hari Senin di sepanjang jalan beraspal yang mengarah dari Amizmiz ke desa-desa pegunungan yang lebih terpencil.
Kantor berita negara MAP melaporkan bahwa buldoser dan peralatan lainnya digunakan untuk membersihkan rute tersebut.
Wisatawan dan warga antri untuk mendonorkan darah.
Di beberapa desa, orang-orang menangis ketika anak laki-laki dan polisi yang mengenakan helm membawa jenazah melewati jalan-jalan.
Bantuan Internasional Tertunda
Tawaran bantuan mengalir dari seluruh dunia.