“Saya tertidur saat gempa terjadi. Saya tidak dapat melarikan diri karena atapnya menimpa saya. Saya terjebak. Saya diselamatkan oleh tetangga saya yang membersihkan reruntuhan dengan tangan kosong,” kata Fatna Bechar.
“Sekarang, saya tinggal bersama mereka di rumah mereka karena rumah saya hancur total.”
Gempa tersebut berkekuatan awal 6,8 dan terjadi pada pukul 23:11 hari Jumat, menurut USGS.
Ini adalah gempa terkuat di negara Afrika Utara dalam lebih dari 120 tahun.
Gempa itu merobohkan bangunan di daerah yang sebagian besar bangunannya terbuat dari batu bata yang terbuat dari lumpur.
Sebanyak 2.497 orang dipastikan tewas dan sedikitnya 2.476 lainnya luka-luka, Kementerian Dalam Negeri melaporkan.
Baca juga: Hotel Pestana CR7 Marrakech Milik Cristiano Ronaldo Jadi Tempat Penampungan Korban Gempa di Maroko
Gempa susulan telah terjadi di zona tersebut, menggetarkan daerah-daerah di mana kerusakan telah menyebabkan bangunan tidak stabil.
Gempa paling mematikan di Maroko adalah gempa berkekuatan M 5,8 pada tahun 1960 yang terjadi di dekat kota Agadir, menewaskan sedikitnya 12.000 orang.
Hal ini mendorong Maroko untuk mengubah peraturan konstruksi.
Namun banyak bangunan, terutama rumah di pedesaan, tidak dibangun untuk tahan terhadap guncangan tersebut.
Bendera diturunkan setengah tiang di seluruh Maroko, ketika Raja Mohammed VI memerintahkan tiga hari berkabung nasional mulai hari Minggu.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)