Virus ini dapat ditularkan melalui kelelawar buah, babi, dan melalui kontak manusia ke manusia (seperti air liur atau urin).
Kontaminasi awal dari hewan ke manusia dikenal sebagai peristiwa limpahan (spillover event). Begitu seseorang terinfeksi, penyebaran NiV dari manusia ke manusia dapat terjadi.
Infeksi pada manusia berkisar dari infeksi tanpa gejala hingga infeksi saluran pernapasan akut (ringan, berat), dan ensefalitis (pembengkakan otak), yang dapat menyebabkan koma dalam waktu 24-48 jam.
Ensefalitis memiliki angka kematian 40-75 persen, menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Mereka yang selamat dari ensefalitis akut dapat pulih sepenuhnya, tetapi kondisi neurologis jangka panjang telah dilaporkan terjadi pada mereka yang selamat.
Seperti gangguan kejang dan perubahan kepribadian. Sebagian kecil orang yang selamat kemudian kambuh atau mengalami ensefalitis yang tertunda, terang WHO.
Cara Mencegah
Saat ini, tidak ada vaksin yang tersedia untuk melawan virus Nipah.
Berdasarkan pengalaman yang diperoleh dan informasi yang dikumpulkan selama epidemi sebelumnya, pembersihan dan disinfeksi peternakan babi secara rutin dan menyeluruh dengan deterjen yang tepat mungkin efektif dalam mencegah infeksi.
Dalam kasus hewan, jika diduga terjadi wabah, tempat tersebut harus segera dikarantina.
WHO juga menyarankan pemusnahan hewan yang terinfeksi, dengan pengawasan ketat terhadap penguburan atau pembakaran bangkai. Itu diperlukan untuk mengurangi risiko penularan ke manusia.
Dengan tidak adanya vaksin khusus NiV, meningkatkan kesadaran tentang faktor risiko dan mendidik tentang tindakan pencegahan yang tepat adalah satu-satunya cara untuk mengurangi atau mencegah infeksi antarmanusia, selain langkah-langkah keamanan penyakit yang standar.
Risiko penularan internasional melalui buah-buahan atau produk buah-buahan yang terkontaminasi cairan kelelawar buah yang terinfeksi dapat dicegah dengan mencuci buah secara menyeluruh dan mengupasnya sebelum dikonsumsi.
Buah yang ada tanda-tanda gigitan kelelawar sebaiknya dibuang.
(Tribunnews.com/Deni)