TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS Joe Biden menyampaikan pidatonya mengenai perang antara Rusia dan Ukraina, di hadapan para pemimpin dunia dalam Majelis Umum PBB, Selasa (19/9/2023).
Semua delegasi nampak memperhatikan pidato Joe Biden itu, yang menyebut Rusia sebagai agresor dan bagaimana dunia harus bersatu membela Ukraina.
Namun, delegasi dari Rusia, Vasily Nebenzya, sepertinya teralihkan pada hal lain, republicworld.com melaporkan.
Nebenzya tampak sibuk scrolling handphone-nya, sementara pemimpin dunia lain, termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, serius melihat ke arah podium.
Ini bukan pertama kalinya Nebenzya tidak fokus pada pertemuan-pertemuan PBB.
Februari lalu, ia terlihat sibuk dengan ponselnya ketika Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sedang menyampaikan pidato.
Baca juga: Pidato Zelensky di Majelis Umum PBB, Minta Persatuan Pemimpin Dunia Melawan Agresi Rusia
Setelah menghiraukan apa yang dikatakan Sekjen PBB itu, ia tiba-tiba mengajukan keberatan ketika Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menyerukan mengheningkan cipta selama satu menit untuk mengenang korban perang Ukraina, The Japan Times melaporkan.
Dilansir Sky News, saat para anggota Dewan Kemanan PBB mulai berdiri untuk mengheningkan cipta, Nebenzya berulang kali mengangkat tangan dan mengetuk mikrofonnya.
Setelah diberi kesempatan untuk berbicara, Nebenzya berkata:
"Kami bangkit untuk mengingat semua korban dari apa yang telah terjadi di Ukraina, mulai tahun 2014."
"Semua yang tewas, semua nyawa tak ternilai harganya."
Nebenzya kemungkinan menyinggung soal nyawa orang Rusia yang telah hilang saat berperang di Ukraina sejak pasukan Moskow menginvasi dan mencaplok Semenanjung Krimea pada tahun 2014.
Mengheningkan cipta dilanjutkan setelahnya.
Baca juga: Sekjen PBB Guterres: Kelaparan adalah Pelanggaran HAM Akut
Apa itu Majelis Umum PBB?
Mengutip unric.org, Majelis Umum PBB, juga dikenal sebagai UNGA (United Nations General Assembly) adalah forum utama bagi seluruh 193 Anggota PBB untuk membahas masalah-masalah internasional sejalan dengan Piagam PBB.
Majelis bertemu dalam sesi reguler dari September hingga Desember setiap tahunnya.
Pertemuan-pertemuan ini dilanjutkan pada Januari sampai semua permasalahan dalam agenda terselesaikan, yang seringkali terjadi tepat sebelum sesi berikutnya dimulai lagi pada September.
Antara tahun 2023 dan 2024, Majelis bertemu untuk yang ke-78 kalinya dalam UNGA 78.
Majelis ini resmi dibuka pada Selasa, 5 September 2023.
Sebagai bagian dari sesi tahunan Majelis, Debat Umum diadakan setiap bulan September yang biasanya dihadiri oleh Kepala Negara dan Pemerintahan.
Debat Umum tahun ini berlangsung pada Selasa, 19 September 2023 hingga Selasa, 26 September 2023.
Apa yang terjadi selama Debat Umum?
Debat Umum sebenarnya bukanlah sebuah debat, melainkan pidato.
Negara-negara Anggota bergiliran menyampaikan pidato dan diberikan hak menjawab bila diperlukan.
Mereka menggunakan kesempatan ini untuk mengangkat topik yang mencerminkan suatu isu penting bagi mereka.
Baca juga: Majelis Umum PBB Serukan Segera Diakhirinya Perang di Ukraina
Pada sesi ke-78 kali ini, tema debatnya adalah:
“Membangun kembali kepercayaan dan menghidupkan kembali solidaritas global: Mempercepat tindakan Agenda 2030 dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan menuju perdamaian, kemakmuran, kemajuan dan keberlanjutan untuk semua”.
Apa saja agenda lainnya?
Selain Debat Umum, minggu-minggu Mejelis Umum mencakup daftar panjang pertemuan dan acara sampingan.
Sesi ke-78 mencakup KTT SDG (18-19 September) yang meninjau implementasi Agenda 2030 dan 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Pada 20 September, akan diadakan dialog Tingkat Tinggi mengenai Pembiayaan Pembangunan, KTT Ambisi Iklim, dan pertemuan tingkat tinggi mengenai Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Respons Pandemi.
Pada 21 September, akan diadakan pertemuan persiapan KTT Masa Depan serta pertemuan tingkat tinggi mengenai Cakupan Kesehatan Universal.
Pada 22 September, diadakan pertemuan tingkat tinggi mengenai Pemberantasan Tuberkulosis.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)