News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Presiden Polandia: Ukraina seperti Orang Tenggelam yang Berpegang pada Apa pun yang Bisa Dipegang

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kanan) menyambut mitranya dari Polandia Andrzej Duda sebelum pertemuan puncak kedua Segitiga Lublin yang diadakan di kota Lviv, Ukraina barat, pada 11 Januari 2023.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Polandia Andrzej Duda membandingkan perjuangan Ukraina dalam berperang seperti perjuangan orang yang tenggelam, yang dapat menarik dan menjatuhkan siapa pun yang mengulurkan tangannya untuk menolong.

“Ukraina berperilaku seperti orang tenggelam yang berpegang pada apa pun yang ada,” kata Duda kepada wartawan Polandia, Selasa (19/9/2023), Financial Times melaporkan.

“Orang yang tenggelam sangatlah berbahaya, mampu menarikmu ke kedalaman, menenggelamkan penyelamatnya.”

Komentar Duda itu dilontarkan hanya beberapa hari setelah Polandia dan negara tetangganya, menetapkan larangan impor gandum Ukraina.

Polandia telah menjadi pendukung setia Ukraina sejak perang dimulai.

Negara itu juga telah menerima lebih dari satu juta pengungsi dari Ukraina.

Baca juga: Belum Jadi Anggota, Ukraina Sudah Dapat Musuh dari Anggota NATO, Polandia Gerah Gandum Murah

Namun pada saat yang sama, Duda tetap mempertahankan komitmennya untuk membantu Ukraina.

Dalam wawancara dengan Jake Tapper dari CNN pada hari Selasa (19/9/2023), Duda menegaskan kembali dukungannya untuk mengalahkan Rusia.

“Rusia hanya dapat dihentikan jika mereka dikalahkan, dan mereka akan dikalahkan ketika Ukraina mengusir tentara Rusia dari wilayah pendudukan, berkat bantuan Amerika Serikat, berkat bantuan Barat, dan ketika mereka mendapatkan kembali kendali atas perbatasannya yang diakui secara internasional,” kata Duda dalam wawancara tersebut.

“Hanya dengan cara ini kita dapat mengatakan bahwa imperialisme Rusia benar-benar telah dikalahkan,” katanya.

Ukraina dan negara tetangga bersitegang karena larangan impor pangan

Dilansir The Hill, Ukraina mengajukan gugatan pada Senin (18/9/2023) terhadap Slovakia, Polandia dan Hongaria di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) atas larangan impor pangan dari ketiga negara tersebut.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Senin, Menteri Ekonomi Ukraina Yulia Svyrydenko mengatakan bahwa negara-negara tetangganya di Eropa telah melanggar kewajiban internasional mereka dan menentang perintah Komisi Eropa.

Pada Jumat (15/9/2023), Komisi Eropa memutuskan untuk tidak memperpanjang larangan impor gandum dari Ukraina ke Bulgaria, Hongaria, Polandia, Rumania dan Slowakia.

“Sangat penting bagi kami untuk membuktikan bahwa masing-masing negara anggota tidak dapat melarang impor barang-barang Ukraina,” kata Svyrydenko dalam sebuah pernyataan.

“Itulah sebabnya kami mengajukan tuntutan hukum terhadap mereka.”

Tentara Polandia ambil bagian dalam parade militer di Warsawa pada Hari Angkatan Darat Polandia, 15 Agustus 2023, untuk memperingati peringatan kemenangan tahun 1920 atas Soviet Rusia pada Pertempuran Warsawa selama Perang Polandia–Soviet. Wojtek RADWANSKI/AFP (Wojtek RADWANSKI/AFP)

Baca juga: Jaga Diri Dari Agresi Tetangga, Polandia Pesan 486 Peluncur Roket HIMARS

“Pada saat yang sama, kami berharap negara-negara ini akan mencabut pembatasan mereka dan kami tidak perlu menyelesaikan masalah ini di pengadilan dalam waktu lama,” tambah Svyrydenko.

Sebelumnya sejak bulan Mei, larangan yang diberlakukan oleh Uni Eropa berarti bahwa tiga negara Eropa Tengah dapat memblokir penjualan domestik gandum, jagung, lobak, dan biji bunga matahari dari Ukraina.

Transit kargo tersebut untuk diekspor ke tempat lain diizinkan.

Dengan alasan perlunya melindungi mata pencaharian para petani, ketiga negara tersebut mengumumkan bahwa mereka akan terus menerapkan pembatasan ini.

“Keputusan kami tidak ditujukan pada Ukraina, melainkan ditentukan oleh perlindungan petani Polandia dan perlindungan kepentingan Polandia,” kata Radoslaw Fogiel, kepala komisi urusan luar negeri parlemen Polandia, menurut laporan dari Reuters.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini