News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

NATO Bisa Puyeng, Rusia Galak Soal Minyak, Bidik Rp 1.841 T Saat Kurangi Diskon Minyak per Barel

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemandangan menunjukkan kilang minyak Moskow milik produsen minyak Rusia Gazprom Neft di pinggiran tenggara Moskow pada 28 April 2022.

Adapun Rusia, di tengah sanksi dan embargo, tetap mendapat kucuran penjualan karena China dan India, menjadi dua negara yang dengan senang hati membeli minyak 'berdiskon' dari Moskow.

Pengurangan diskon harga minyak Rusia ini diprediksi juga akan mempengaruhi nilai inflasi dunia.

Anjungan minyak lepas pantai (oil rig) milik perusahaan minyak Rusia. (CNBC)

Bidik Rp 1.841 Triliun

Pada bulan Juli, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani amandemen undang-undang dalam kode pajak untuk sektor energi untuk mengurangi diskon minyak mentah Ural ke Brent dari $25 per barel menjadi $20 mulai bulan September.

Menurut RBK, perubahan yang direncanakan dalam diskon ini akan memungkinkan anggaran Rusia mengumpulkan tambahan 860,9 miliar rubel ($8,9 miliar) pada tahun depan, $9,7 miliar lagi pada tahun 2025, dan tambahan $8,9 miliar pada tahun 2026.

Akibatnya, pemasukan dari minyak dan gas akan meningkat.

Pendapatan Rusia diproyeksikan sebesar $92 miliar pada tahun 2023, diperkirakan akan melonjak menjadi $119 miliar atau setara Rp 1.841 triliun pada tahun 2026.

Pemerintah Rusia juga dilaporkan sedang mengembangkan indikator harga Rusia sendiri, yang akan dihitung berdasarkan perdagangan di St. Petersburg International Mercantile Exchange (SPIMEX).

"Ini dijadwalkan beroperasi mulai awal tahun 2024 dan juga akan digunakan untuk menghitung pajak minyak," menurut RBK.

(oln/rbk/RT/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini