Rupanya, tombol itu bertuliskan Peregruzka (kata dalam bahasa Rusia untuk “overcharge”/kelebihan beban) dan bukan Perezagruzka (yang dalam bahasa Rusia berarti 'reset').
Meski begitu, saat itu Lavrov mengatakan bahwa tombol tersebut akan diletakkan di mejanya.
Hingga kini, Kremlin masih memajang tombol tersebut di museum Kementerian Luar Negeri, bukan sebagai suvenir persahabatan AS-Rusia, melainkan sebagai simbol kebodohan Amerika.
Mengingat insiden tersebut, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut hal itu sebagai kebodohan yang nyata dari kecerobohan AS.
“Jelas bahwa ini mungkin bukan kesalahan yang disengaja, tapi sangat jelas,” kata Peskov.
Selain itu, Peskov juga mengajak Clinton untuk berpikir realistis pada risiko keamanan yang dihadapi Rusia atas manuver NATO.
"Mungkin perlu untuk mengingatkan Nyonya Clinton mengenai banyaknya gelombang ekspansi NATO dan pendekatan infrastruktur militer aliansi tersebut ke perbatasan kami," kata Peskov.
Seperti dilaporkan sebelumnya, Kremlin hari ini juga menuduh AS dan Inggris bertanggung jawab atas ledakan pipa gas Nord Stream tahun lalu dan mendukung Ukraina dalam serangan ke markas besar armada Laut Hitam baru-baru ini di Krimea.
Baca juga: Tanda Perang Terbuka, Rusia Resmi Tuding AS-Inggris Pandu Rudal Ukraina ke Mabes Armada Laut Hitam
(oln/sky/politico/nationalreview/*)