Sesampainya di rumah sakit, Goes mengalami muntah-muntah dan kesulitan bernapas, dan dokter segera membawanya ke computerized tomography (CT) scan.
Seorang ahli saraf mengatakan bahwa dia sebagian besar lumpuh.
Saat diminta menggerakan tangan dan kakinya, Goes hanya bisa menggoyangkan dua jari kakinya.
Dia segera didiagnosis menderita botulisme, suatu kondisi langka yang terjadi ketika racun yang diproduksi oleh bakteri menyerang saraf tubuh.
Menurut Mayo Clinic, Botulisme seringkali disebabkan oleh bakteri yang ditemukan dalam makanan; mereka berkembang pesat dalam makanan kalengan rumahan.
Botulisme juga bisa disebabkan oleh makanan buatan sendiri yang tidak disimpan dengan benar.
Dokter yang menangani Goes kemurikan memberikan obat antibotulinum dan terapi fisik.
Dia dan dokternya memutuskan bahwa kemungkinan besar pestolah yang menyebabkan ia lumpuh.
"Itu adalah satu-satunya makanan yang baru-baru ini saya makan, dan itu buatan sendiri,” katanya.
“Tampaknya telah terbentuk bakteri di dalam pesto, yang mengandung racun.”
Goes harus tetap di rumah sakit selama satu tahun setelah dia dirawat.
“Saya menjalani perawatan setiap hari dalam seminggu,” katanya.
“Saya diberi kompres kering dan kejut listrik untuk menghilangkan rasa sakit kronis,"
Setelah mendapat banyak kemajuan, Goes akhirnya bisa keluar dari rumah sakit baru-baru ini.
“Saya sudah sembilan bulan bernapas tanpa bantuan, dan ini merupakan pertanda baik,” katanya.
Saat ini, Goes telah berhasil pergi ke kamar mandi sendiri dan makan sendiri.
"Saya mendapat bantuan alat bantu jalan untuk membantu saya berkeliling, namun tetap saja sulit,” kata Goes.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)