“Saya melacak jejak kaki mereka (kucing) di pasir dengan senter dan mobil 4x4 hingga larut malam,” kata Singh, seorang relawan yang terlibat dalam penyelamatan.
"Saya setiap hari ke sana mencari korban (kucing) yang selamat," lanjutnya.
Sekitar 10 kucing peliharaan dari Dubai yang diidentifikasi dengan microchip telah dikembalikan ke rumah mereka.
Abu Dhabi memulai program Trap-Neuter-Return (TNR) pada tahun 2008 untuk mengendalikan kucing liar dan liar, terutama melalui Penampungan Hewan Abu Dhabi.
PETA Minta Bantuan Pemerintah UEA
Baca juga: Seekor Kucing di Australia Bertemu Kembali Pemiliknya Setelah Tiga Tahun Hilang
PETA meminta UEA untuk menghadapi tindakan kejam ini.
Wakil Presiden PETA Asia, Jason Baker, menawarkan hadiah $5.000 bagi mereka yang memberikan informasi tentang siapa pun yang membuang kucing-kucing ini di gurun.
“Tindakan kekejaman ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. Solusi terhadap krisis hewan tunawisma adalah dengan memandulkan, mensterilkan, dan mengadopsi dari tempat penampungan yang terlalu banyak bekerja dan kekurangan staf, yang telah diminta oleh PETA Asia kepada UEA selama bertahun-tahun,” kata Baker.
Departemen Kota dan Transportasi (DMT) Abu Dhabi mengatakan pada Rabu (4/10/2023), mereka akan menyelidiki insiden tersebut.
Pihaknya mendorong masyarakat untuk melaporkan rincian insiden itu dan mengambil tindakan untuk menemukan orang-orang yang membuang kucing atau anjing di gurun.
Katherine Polak, wakil presiden hewan pendamping Humane Society International, mengatakan dia senang melihat pihak berwenang menanggapi masalah ini dengan serius.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)