Karya-karya besar pria berusia 64 tahun yang ditulis dalam bahasa Norwegia variasi Nynorsk, termasuk seri novel Septology, Aliss at the Fire, Melancholy, dan A Shining.
Salah satu karyanya yang berjudul 'Septology' dipuji karena eksperimen formalnya.
"Magnum opus dalam prosa Fosse adalah Septologi terbarunya," kata Olsson.
Monolog tersebut, yang berlangsung tanpa henti dan tanpa henti selama tujuh hari, menggambarkan seorang seniman tua yang berbicara kepada dirinya sendiri sebagai orang lain.
“Septology adalah sebuah karya besar, yang sekaligus merupakan upayanya untuk berdamai dengan nasibnya sendiri, sebuah elegi bagi istrinya yang telah meninggal dan menghadapi kariernya sendiri sebagai pelukis,” kata Olsson.
“Meskipun Fosse memiliki pandangan negatif yang sama dengan para pendahulunya, visi gnostik khususnya tidak dapat dikatakan menghasilkan penghinaan nihilistik terhadap dunia. Memang benar, ada kehangatan dan humor dalam karyanya, dan kerentanan naif terhadap gambaran nyata pengalaman manusia,” tambah Olsson.
Penghargaan Fosse menandai kudeta terbaru bagi Fitzcarraldo Editions, penerbit independen berbasis di London yang didirikan pada tahun 2014, yang kini telah menambahkan penulis pemenang Hadiah Nobel kelima ke dalam jajarannya.
Dalam sembilan tahun terakhir, empat penulis terbitan Fitzcarraldo telah memenangkan Hadiah Nobel.
Di antaranya, Fosse, Svetlana Alexievich pada tahun 2015, Olga Tokarczuk pada tahun 2018, dan Annie Ernaux pada tahun 2022.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)